Kuasa Hukum SYL Akui Tak Kenal Simpatisan yang Keroyok Wartawan di PN Tipikor


Kuasa hukum eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), Djamaludin Koedoeboen angkat bicara soal pengeroyokan yang dialami oleh wartawan saat sidang vonis SYL di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Djamaludin mengatakan, pihaknya meminta agar polisi mengusut tuntas peristiwa tersebut. Dia juga mengaku menyangkan kejadian tersebut.

“Kalau memang sudah dilaporkan ke pihak berwajib, Saya kira perlu diusut tuntas kenapa itu terjadi ada tendensi apa kok sampai begitu,” ujar Djamaludin saat dihubungi, Jakarta, Jumat (12/7/2024).

Lebih lanjut, dia menegaskan pihaknya tidak mengenal oknum yang mengaku sebagai pembela SYL, karena menurutnya dia bersama rekan media selama ini menjalin hubungan dengan baik.

“Kalau saya secara pribadi tidak tahu itu mereka siapa, karena selama ini kita menjalani hubungan yang begitu baik sekali dan saya kira harus menyampaikan terimakasih atas penghargaan setinggi-tingginya kepada teman-teman media yang sudah begitu setia tanpa mengenal lelah mengawal kasus ini,” tutur dia.

Djamaludin mengungkapkan pihaknya mengutuk keras kejadian yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

“Kalaupun mereka ingin menunjukan rasa sayang empati mereka kepada SYL kan tidak mesti dengan cara-cara begitu, kami sangat mengutuk keras yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu,” tutur dia.

Sebelumnya, simpatisan pendukung eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengamuk usai sidang pembacaan putusan oleh Majelis Hakim, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).

Berdasarkan pantuan inilah.com di lokasi pukul 13.06, terlihat simpatisan SYL yang tergabung dalam organisasi masyarakat (ormas) Forum Masyarakat Sulawesi (Formasi) menyoraki awak media yang sedang meliput eks Mentan SYL.

Mereka tak terima melihat wartawan berdesakan berusaha mewawancarai SYL. Para ormas tersebut menghalangi-halangi hingga mendorong awak media ketika mengambil dokumentasi.

Bentrokan pun tak dapat indahkan, akibatnya sejumlah alat liputan seperti kamera, perekam suara hingga tripod awak media pun rusak. Bahkan salah seorang relawan mengejar pewarta berita dan menendangnya.