Kylian Mbappé Bikin Real Madrid Melempem, Ini Alasannya


Kylian Mbappé datang ke Real Madrid musim panas lalu dengan harapan besar. Namun, alih-alih membuat Los Blancos lebih menakutkan, kehadiran sang superstar justru dinilai memperburuk performa tim. Mengapa ini bisa terjadi?

Menurut analisis Ryan O’Hanlon dari ESPN, situasi ini mengingatkan pada Ewing Theory — sebuah ide lama bahwa tim justru bisa bermain lebih baik tanpa bintang besar mereka. Dalam kasus ini, Real Madrid tampak menurun meski mendatangkan pemain sekelas Mbappé.

Statistik yang Berbicara

Secara defensif, Madrid memang sedikit menurun:

2023-24: 0,84 gol kebobolan per 90 menit (adjusted)

2024-25: 0,94 gol kebobolan per 90 menit

Namun, penurunan besar justru terjadi dalam serangan:

2023-24: 1,88 gol per 90 menit

2024-25: 1,69 gol per 90 menit

Dengan kata lain, meskipun pertahanan mereka nyaris tetap, daya serang Madrid malah melemah.

Masalah di Lini Depan Madrid

Mbappé dan Vinícius Júnior punya gaya bermain yang terlalu mirip: keduanya cenderung bergerak dari sayap kiri ke dalam kotak penalti. Rodrygo, di sisi lain, tidak cukup kreatif untuk menjadi penghubung dari sayap kanan. Akibatnya, serangan Madrid menjadi monoton, mudah dibaca, dan kurang efektif.

Belum lagi, kepergian Toni Kroos memperburuk distribusi bola ke lini depan, membuat permainan semakin tidak terstruktur.

PSG Malah Lebih Baik Tanpa Mbappé

Ironisnya, mantan klub Mbappé, Paris Saint-Germain, justru berkembang setelah kepergian sang bintang:

Gol kebobolan per 90 menit menurun dari 1,02 menjadi 0,86

Gol yang dicetak meningkat dari 1,94 menjadi 2,56 per 90 menit

PSG kini lebih solid, menekan lebih tinggi, dan lebih fluid dalam menyerang, berkat pemain seperti Khvicha Kvaratskhelia, Ousmane Dembélé, dan pelatih taktis Luis Enrique.

Apa Artinya untuk Mbappé?

Meski secara individu Mbappé tampil luar biasa — memimpin Madrid dalam gol, expected goals, dan expected assists — kehadirannya terbukti sulit disesuaikan ke dalam sistem tim elite.

Tanpa kontribusi dalam bertahan dan dengan kecenderungan gaya main tertentu, Mbappé membutuhkan tim dengan komposisi khusus untuk bisa memaksimalkan talentanya. Sampai hari ini, dia belum membuktikan diri sebagai pemain terbaik di tim terbaik di dunia.

Untuk saat ini, Mbappé boleh jadi adalah wajah baru dari Ewing Theory di dunia sepak bola: pemain hebat yang secara paradoks membuat timnya tidak lebih baik.