Market

Lampaui Nasional, Smelter AMIN Sumbang Investasi Terbesar NTB 2022

Proyek pembangunan smelter AMMAN yang dilakukan oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN) menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada periode 2022.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB Muhammad Rum mengatakan, realisasi investasi NTB pada tahun 2022 mencapai Rp21,6 triliun. Realisasi ini melampaui target nasional dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp18,5 triliun dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMJD) sebesar Rp15,4 triliun.

“Target investasi yang dibebankan ke Pemprov NTB untuk tahun 2023 semakin tinggi lagi, mencapai Rp22 triliun,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Berdasarkan akumulasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berada di urutan pertama dengan total realisasi investasi senilai Rp14,61 triliun. Disusul Kabupaten Dompu sebesar Rp3,28 triliun, dan Kota Mataram Rp1,60 triliun.

“Investasi dari smelter yang digarap AMIN menjadi penyumbang terbesar dari Kabupaten Sumbawa Barat untuk realisasi investasi NTB di tahun lalu, begitu pula di tahun 2023,” jelas Rum.

Berbagai upaya, kata dia, akan dilakukan dalam mencapai target realisasi investasi. Di antaranya adalah memberikan kemudahan dalam perizinan kepada investor agar menanamkan modalnya di NTB.

“Selain itu, kami juga melakukan pembinaan, pengawasan, dan percepatan realisasi bagi investor terutama proyek strategis nasional, salah satu contohnya adalah smelter,” ucapnya.

Mengenai kontribusi smelter AMMAN, Presiden Direktur Rachmat Makkasau mengatakan, capaian tersebut menggambarkan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. “Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi bersama di mana kami melihat dukungan yang sangat besar terhadap pembangunan smelter, baik dari pemerintah pusat maupun daerah,” ujar Rachmat.

Pihaknya sangat berharap dukungan dari pemerintah terus diberikan agar proyek smelter tetap dapat berjalan secara paralel dengan kegiatan bisnis operasional. Proyek-proyek besar lain pun yang akan meningkatkan nilai investasi dapat terealisasi.

“Selain untuk mendukung Provinsi NTB untuk mencapai target investasi tahun 2023, hal ini juga senada dengan pernyataan dari Kemenko Perekonomian, Bapak Airlangga Hartarto, pada Senin kemarin, yang akan terus mendorong realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan menyelesaikan hambatan terkait perizinan bagi investasi,” ungkap dia.

Melihat dari capaian hasil verifikasi semester lalu, smelter AMIN telah mencapai angka 47 persen. Capaian ini didasari perhitungan realisasi anggaran kebutuhan untuk smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.

Nilai investasi yang telah dikeluarkan setara dengan Rp6,98 triliun atau 466 juta dolar AS dari total 982 juta dolar AS. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk melanjutkan pembangunan smelter.

Namun demikian, kendala pandemi COVID-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan faktor eksternal, menyebabkan kendala logistik dan mobilisasi sumber daya manusia (SDM), sehingga target penyelesaian smelter di tahun 2023 tidak akan dapat terlaksana. Smelter AMMAN ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Beberapa waktu lalu, AMMAN juga telah mengadakan pertemuan dengan Pemerintah NTB guna menjelaskan mengenai capaian serta rencana bisnis operasional perusahaan pada tahun 2023. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Direktur AMMAN menyampaikan bahwa serapan sumber daya manusia (SDM) untuk berbagai proyek sejak tahun 2021 meningkat hingga 35%.

“Hampir 75 persennya berasal dari NTB,” imbuh Rachmat.

Asal tahu saja, AMMAN merupakan grup perusahaan penambangan dan pengolahan tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Grup AMMAN di antaranya terdiri dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) yang mengoperasikan tambang Batu Hijau serta PT Amman Mineral Industri (PT AMIN) yang membangun dan mengoperasikan fasilitas smelter.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button