Potensi gempa di Indonesia belakangan ini kerap menjadi perbincangan publik. Hal tersebut juga terungkap dari informasi yang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) keluarkan terkait potensi gempa di zona megathrust tidak menunjukkan bahwa gempa besar akan terjadi dalam waktu dekat.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa topik ini bukanlah bentuk peringatan dini yang mengindikasikan adanya gempa besar dalam waktu dekat.
“Pembahasan tentang potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah peringatan dini yang menunjukkan bahwa gempa besar akan segera terjadi. Tidak demikian,” jelas Daryono dalam unggahannya di media sosial X, Jakarta, Sabtu (24/08/2024).
Meski begitu, masyarakat terus mendapatkan derasnya informasi terkait risiko gempa atau bencana alam. Setidaknya, masyarakat terus berusaha untuk menggali apa yang akan terjadi dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan di masa depan.
Karena itu, Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Annisa Mega Radyani, M. Psi menjelaskan kecenderungan orang dalam merespons informasi risiko bencana alam serta langkah-langkah bijak yang sebaiknya dijalankan ketika menerima kabar tersebut.
Dia mengatakan dalam hal ini ada orang yang cenderung menyederhanakan dan memilah informasi berdasarkan hal-hal yang dipahaminya saja.
Menurut dia, cara berpikir yang demikian bisa membahayakan karena membuat orang yang bersangkutan tidak memahami informasi secara penuh.
Terlalu Banyak Akses Informasi Bencana Membuat Seseorang Menjadi Panik
Tidak hanya itu, dia juga menjelaskan orang yang menanggapi informasi mengenai kondisi kritis tertentu dengan mencari tahu lebih banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan risikonya.
Respons yang demikian bisa membuat orang yang bersangkutan mengakses terlalu banyak informasi, termasuk hal-hal yang tidak relevan, dan menjadi panik.
“Seringkali kita jadi terlalu banyak tahu juga dan ketika terlalu banyak tahu akhirnya kita terlalu panik dan akhirnya kita doomscrolling, kita mencari tahu informasi tapi kita tidak berbuat apa-apa,” kata Annisa, seperti mengutip dari Antara.
Tidak hanya itu, terkadang ada pula masyarakat yang terlalu percaya informasi pertama. Padahal, informasi terkait bencana itu akan cepat berubah dan berkembang.
Langkah Agar Tidak Cepat Panik Usai Terima Informasi soal Bencana Alam
Untuk itu, Annisa menjelaskan perlunya menjalankan langkah-langkah agar tetap bisa berpikir secara rasional dan tidak panik ketika menerima informasi mengenai risiko bencana alam.
Setelah menerima informasi ia menyarankan sebaiknya mencari serta menyerap informasi secara seksama dan lengkap dari beberapa sumber yang kredibel.
“Jadi, jangan percaya dari satu atau dua sumber, terutama dari sosial media. Kita perlu tahu, mencari sumber yang terpercaya, baik itu sumber berita dan penelitian,” katanya.
Selain mencari tahu untuk diri sendiri, membagikan informasi yang sudah diperiksa kebenarannya dengan orang-orang terdekat juga baik dilakukan.
Annisa juga mengingatkan orang yang merasa ketakutan saat menghadapi situasi kritis agar tidak menahannya sendiri, tetapi menyampaikan apa yang dirasakan kepada orang terdekat.
“Selalu ajak orang lain untuk bisa saling mendukung atau melindungi dan saling sharing informasi juga,” katanya.
Annisa menyampaikan bahwa perasaan panik dan cemas wajar muncul setelah menerima informasi tentang risiko bencana alam.