News

Lapindo Simpan Harta Karun? Pemerintah Pilih Uang Talangan Kembali

Meski lokasi lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur disebut menyimpan harta karun, namun pemerintah tetap berharap PT Lapindo Minarak Jaya (LMJ) untuk mengembalikan uang talangan pemerintah.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Rionald Silaban mengatakan pihaknya telah bersiap menyita aset-aset PT LMJ. Pasalnya hingga saat ini pembayaran utang dana talangan dari pemerintah untuk korban Lapindo belum juga dibayarkan.

“Tetap pada dasarnya kami ingin mendapat pengembalian uang pemerintah,” katanya.

Dirinya juga mengaku telah mendengar kabar mengenai lumpur Lapindo yang disebut memiliki harta karun. Terlebih lagi setelah badan Geologi Kementerian ESDM menemukan adanya potensi mineral super langka bernama Logam Tanah Jarang (LTJ).

“Saya juga dengar apa yang disampaikan, bahwa seolah-olah ada mineral di situ. Tapi pada dasarnya nanti pada saatnya kita akan melakukan penagihan dan kita akan lihat apakah betul tanah tersebut bernilai atau tidak,” tambahnya.

Ia menegaskan, bernilail atau tidaknya tanah Lapindo, pihaknya bersikukuh akan menagih sisa utang Lapindo. Meski telah memberikan aset tanah itu sebagai jaminan kepada pemerintah, namun menurutnya, tidak menjadikan utang Lapindo lunas.

Diketahui, total utang Lapindo Brantas dan Minarak kepada pemerintah sebesar Rp1,91 triliun hingga 31 Desember 2019. Besaran utang itu terdiri dari pokok utang sebesar Rp773,38 miliar, bunga Rp163,95 miliar dan denda Rp981,42 miliar.

Sementara pembayaran baru dilakukan sebesar Rp5 miliar. Utang itu diberikan pemerintah sebagai dana talangan senilai Rp773,8 miliar untuk melunasi pembelian tanah dan bangunan warga korban lumpur Lapindo.

Sebelumnya, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengindikasi keberadaan logam tanah jarang. Selain itu ada logam lainnya termasuk critical raw material (CRM) yang jumlahnya lebih besar.

CRM merupakan mineral mentah yang sangat penting untuk industri seperti halnya bauksit, cobalt, antimoni, baryte. CRM itu juga mengandung lithium (Li) dan Stronsium (Sr).

Dua CRM itu ditemukan di dalam lumpur Lapindo dengan kedalaman 5 meter. Salah satu mineral penting yang dihasilkan adalah baterai, baik digunakan untuk kendaraan listrik maupun baterai untuk pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

“Kandungan Litium di lumpur Lapindo memiliki kadar 99,26-280,46 ppm, dan Stronsium dengan kadar 255,44 – 650,49 pp,” jelasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button