Market

Larangan Ekspor CPO, Pengusaha India Prediksi Jokowi Akan Cabut 10 Mei

Banyak kalangan memprediksi keputusan Presiden Jokowi melarang ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan bahan baku minyak goreng, tak akan berumur panjang.

Termasuk Chief Executive Officer dan Direktur Pelaksana Adani Wilmar, Angshu Mallick mengatakan, Indonesia tak mampu menahan stok terlalu lama karena keterbatasan tempat penyimpanan CPO. Ia memprediksi, Indonesia membuka kembali ekspor CPO pada 10 Mei 2022.

Mungkin anda suka

“Mereka bisa menunggu 7-10 atau 15 hari, tetapi mereka harus mengekspor karena mereka tidak memiliki cukup penyimpanan untuk menyimpan minyak. Saya rasa pada 10 Mei seharusnya sudah mulai ekspor dan harga harus mulai turun karena tidak ada alasan lain untuk harga yang lebih tinggi,” kata pimpinan perusahaan sawit asal India ini, dikutip dari Financial Express pada Kamis (5/5/2022).

Ia menambahkan, harga CPO telah mencapai puncaknya dan akan mulai melandai mulai bulan Juni dan seterusnya.

“Pada akhir Juni, kita akan melihat koreksi harga minyak nabati. Kami telah melihat puncaknya, dan pada Juni, kami akan melihat pasar terkoreksi,” kata petinggi perusahaan asal India itu.

Asal tahu saja, India mengimpor 7,2 juta ton (MT) minyak sawit per tahun dari Indonesia dan Malaysia pada 2021-22, 5,4 MT di antaranya dalam bentuk CPO.

Sebelumnya diberitakan, Plt Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat Sinaga, meminta agar para pengusaha tidak perlu terlalu mengkhawatirkan larangan ekspor CPO. Sebab, kata dia, dari keterangan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kebijakan ini hanya sementara.

Sahat menganalogikan pasar domestik sebagai danau. Jika danau itu sudah penuh dan tenang, maka keran ekspor akan kembali dibuka.

“Bila air ke danau itu sudah penuh, sudah tenang, dalam arti kata HET-nya bisa dicapai, saya kira akan berubah daripada alur itu. Maka regulasi akan diubah,” kata Sahat saat konferensi pers, Kamis (28/4/2022).

Ia menambahkan, harga CPO telah mencapai puncaknya dan akan mulai melandai mulai bulan Juni dan seterusnya.

“Pada akhir Juni, kita akan melihat koreksi harga minyak nabati. Kami telah melihat puncaknya, dan pada Juni, kami akan melihat pasar terkoreksi,” kata dia.

India mengimpor 7,2 juta ton (MT) minyak sawit per tahun dari Indonesia dan Malaysia pada 2021-22, 5,4 MT di antaranya dalam bentuk CPO. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button