Lawan Judi Online, Kemenpora Bekali Mahasiswa Uhamka Ilmu Kepemimpinan


Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan pembekalan soal kepemimpinan ke para mahasiswa dan anak muda guna mencegah judi online (judol) yang semakin marak di masyarakat. Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda Kemenpora, Andi Susanto, menegaskan pentingnya kepemimpinan bagi pemuda intelektual.

“Ada orang yang bertanya, apa hubungan kepemimpinan pemuda dengan rumah tangga. Perlu disadari bahwa jenjang pernikahan adalah berisi para pemuda, sehingga dalam lingkup terkecil keluarga harus ada kepemimpinan yang baik, karena dari situ akan tumbuh berkembang generasi penerus bangsa,” kata Andi dalam keterangan tertulis kepada wartawan, diterima di Jakarta, Sabtu (14/12/2024).

Melalui program Keluarga Muda Berdaya Siap Nikah Goes to Campus, Kemenpora berupaya melibatkan berbagai instansi pemerintah dan sejumlah perguruan tinggi untuk menciptakan sinergi dalam memberantas judol. Program ini menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

“Kali ini sebagai dukungan kepada tekad pemerintah memberantas atau perang melawan judol, dan berdasarkan data banyak anak muda yang terjerat, maka kami mengajak Kemkomdigi untuk bersinergi,” tegas Andi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkomdigi, Mediodecci Lustarini, mengapresiasi kolaborasi tersebut dan mengingatkan anak muda akan bahaya kecanduan judi online.

“Terima kasih kepada Pak Asdep Andi dari Kemenpora yang telah mengundang kami dan bersinergi bersama-sama, salah satunya mencegah dan turut berupaya memberantas judi online, minimal memberikan informasi berapa bahayanya dan ternyata korbannya banyak juga kalangan anak muda,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Jakarta, Tellys Corliana, menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Kemenpora kepada Uhamka.

“Terima kasih kepada Kemenpora yang telah memilih Goes to Campus di Uhamka, bahkan ini yang pertama di Jakarta,” ungkap Tellys.

Ia meyakini program seperti ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan berkeluarga.

“Para mahasiswa kami khususnya jelas akan menjejaki jenjang keluarga, bekal kesiapan pasti sangat diperlukan. Semoga ini bukan menjadi yang pertama dan terakhir, kami sebagai civitas akademika berharap akan terus ada program-program berkesinambungan,” tutupnya.

Putaran Duit Judol Didominasi Anak Muda

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan fakta mencengangkan terkait perputaran uang judi online yang didominasi oleh anak muda, yang hingga 80 persennya tercatat berasal dari kelompok pelajar dan mahasiswa, dengan transaksi rata-rata di bawah Rp100 ribu per hari.

“Mereka rata-rata bertransaksi kecil, di bawah Rp100 ribu, tetapi jika dikalikan jumlah pemain yang begitu besar, dampaknya sangat signifikan,” kata Koordinator Kelompok Humas PPATK Natsir Kongah secara daring, Sabtu (30/11/2024).

Kelompok pelajar dan mahasiswa dinilai sangat rentan terjerat judi online, terlebih berdasarkan data yang dihimpun PPATK, hampir satu juta anak muda terlibat dalam aktivitas terlarang tersebut.

Transaksi kecil yang dilakukan secara rutin justru menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan ekonomi dan masa depan generasi muda.

Meski nominalnya kecil, PPATK menyoroti dampak besar judi online terhadap kondisi ekonomi keluarga pelaku, karena banyak yang menggunakan hingga 70 persen dari penghasilan harian mereka untuk bermain judi.

“Jadi lebih banyak penghasilan yang didapatkan itu digunakan untuk bermain judi online. Dan ini akan sangat berbahaya ya, berbahaya buat kondisi ekonomi, buat kesejahteraan masyarakat kita,” ungkapnya.

Natsir menjelaskan perputaran uang judi online di 2024 diperkirakan dapat mencapai Rp900 triliun, jika langkah pencegahan tidak diperkuat.