News

Lebih dari 5 Ribu Warga Terdampak Banjir di Kabupaten Bima

Banjir melanda tujuh wilayah kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Akibatnya, lebih dari lima ribu warga atau sebanyak 5.557 warga terdampak banjir berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (4/4/203)

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan,banjir menggenangi 1.661 rumah, 108 hektare sawah, dan satu sekolah dasar di Kecamatan Lambitu, Madapangga, Bolo, Langgudu, Monta, Woha, dan Palibelo di Kabupaten Bima.

“Ketinggian air bervariasi, berkisar 50 sampai 100 cm,” kata Muhari dalam keterangan, Rabu (5/4/2023)

Dia menjelaskan, berdasarkan laporan pemantauan BPBD Kabupaten Bima banjir sudah surut dan menyisakan tumpukan material di aliran sungai.

Oleh karena itu, alat berat dikerahkan untuk membersihkan sampah yang menumpuk di bawah Jembatan Penapali supaya tidak menghambat aliran air sungai. Muharo memastikan, koordinasi lintas instansi telah dilakukan demi mempercepat penanganan dampak banjir. Termasuk menyediakan bantuan bagi warga terdampak banjir.

“Di antaranya penyediaan makanan siap saji, air bersih, dan pendirian dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar,” katanya.

Banjir melanda bagian wilayah Kabupaten Bima sejak Sabtu (1/4/2023). Bencana ini telah mengakibatkan satu orang meninggal serta menyebabkan permukiman warga dan persawahan tergenang.

Menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi turun di wilayah Kabupaten Bima pada Kamis besok (6/4/2023).

Dia juga turut mengingatkan pentingnya penyebarluasan informasi mengenai peringatan dini banjir jika hujan dengan intensitas tinggi turun terus menerus dalam waktu lebih dari satu jam. Penyampaian informasi ini dilakukan secara berjenjang di tingkat RT/RW.

“Sehingga masyarakat dapat mengantisipasi risiko bahaya dengan mempertimbangkan langkah mitigasi yang harus diambil sebelum terjadi bencana,” ujar Muhari.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button