Market

Lewat IPO, Lavender Bina Cendikia Incar Dana Segar Rp54,88 Miliar

PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), calon emiten Pendidikan Bimbingan Belajar dan Konseling Swasta akan melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 280.000.000 saham baru pada 2-4 Januari 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bersamaan dengan pencatatan saham akan dicatatkan pula sebanyak-banyaknya 224.000.000 Waran Seri I. Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Dalam IPO tersebut, perseroan menawarkan harga awal sebesar Rp187 – Rp196 per saham. Dengan demikian, BMBL akan mengincar dana segar sebesar Rp54,88 miliar. Penawaran awal (book building) dilakukan pada 19-26 Desember 2022. Selanjutnya, BMBL dapat menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk IPO pada 29 Desember 2022 dan dapat dicatatkan di BEI pada 6 Januari 2023.

Direktur Utama BMBL, Galih Pandekar mengatakan perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk keperluan perusahaan. Rinciannya sebanyak 75 persen dana IPO akan perusahaan gunakan untuk Capex berupa pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang kelas, renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen, pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program Virtual Reality.

“Sekitar 25 persen akan digunakan untuk modal kerja berupa biaya pemasaran, biaya training dan biaya konsultan pengembangan (untuk SDM dan Keuangan),” katanya dalam acara public expose di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Galih mengatakan, target market usaha BMBL adalah siswa yang ingin masuk PTN dan orang tua dari siswa ingin anaknya lulus di PTN. BMBL mengkhususkan segmen kelas menengah atas dalam target usahanya.

Dia menambahkan, menurut data BPS tahun 2021, jumlah orang tua dengan skala umur 40-59 tahun berjumlah 68.116 dengan sekitar 44 – 50 persen tergolong dalam kelas menengah ke atas.

Selain itu, jika dilihat kembali, sebanyak 134.015 orang masuk ke dalam kelas menengah yang saat ini merupakan salah satu golongan terbesar penggerak ekonomi di Indonesia dan 115.000.000 orang di Indonesia berpotensi naik ke kelas atas.

“Dengan demikian prospek usaha bimbel lavender masih terbuka sangat besar dengan menargetkan target market pada segmen orangtua siswa sebagai pelanggan Perseroan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, pendapatan Perseroan per 31 Mei 2022 adalah sebesar Rp8.757.616.059 dimana terdapat kenaikan sebesar 136,91 persen bila dibandingkan dengan per 31 Mei 2021 yaitu sebesar Rp3.696.633.333. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya program baru dari Perseroan yaitu program kelas khusus kedokteran dengan harga lebih tinggi.

Sementara itu pendapatan Perseroan per 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp7.866.430.000 dimana terdapat kenaikan pendapatan sebesar 32,44 persen bila dibandingkan dengan pendapatan per 31 Desember 2020 yaitu sebesar Rp5.939.525.000. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya program karantina khusus akhir tahun dengan jumlah siswa yang bertambah signifikan.

Perseroan berhasil membukukan lonjakan laba bersih tahun berjalan per Mei 2022 sebesar Rp4.019.719.748 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu per Mei 2021 yang sebesar Rp2.308.795.473. Sedangkan laba bersih tahun berjalan per Desember 2021 sebesar Rp2.129.374.939 dibandingkan per Desember 2020 yang sebesar Rp1.945.703.911.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button