Arena

Lewat Kegagalan di Piala Sudirman, Indonesia Siap Tempuh Jalan Menuju Paris 2024

Dalam sebuah pukulan yang mengubur bagi cita-cita bulu tangkis Indonesia untuk meraih kemenangan, tim nasional menemui kekalahan dini dalam perempat final Piala Sudirman. Kekalahan ini memaksa tim berjuang lebih keras dalam perjalanan mereka menuju kualifikasi Olimpiade Paris 2024, menandai permulaan maraton selama setahun yang akan membutuhkan peningkatan laju atau “pace” mereka.

Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Piala Sudirman, yang diselenggarakan di Suzhou, China, pada 14-21 Mei, menyaksikan penyingkiran Indonesia di perempat final. Skuad ‘Merah Putih’ tidak mampu menandingi kekuatan China dan akhirnya harus menelan kekalahan 0-3.

Meski ada harapan untuk Indonesia melalui ganda campuran Rinov Rivaldy dan Gloria Emanuelle Widjaja, kekalahan mereka dari Zheng Siwei dan Huang Yaqiong — ganda campuran terbaik dunia sejak 2022 — menandai awal kekecewaan. Tantangan berikutnya datang saat Anthony Sinisuka Ginting, yang pernah menjadi juara Asia, tidak dapat mempertahankan performa juaranya melawan Shi Yuqi.

Tidak hanya kehilangan dari China, yang kemudian menjadi juara ke-13 setelah hampir dikalahkan oleh Jepang pada semifinal, Indonesia juga tertinggal dari Korea Selatan dan Malaysia yang berkompetisi pada semifinal lain. Bahkan, Indonesia juga kalah dalam perjuangan juara Grup B melawan Thailand.

Kekecewaan ini memaksa Manajer Tim Indonesia, Armand Darmadji, dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, untuk meminta maaf kepada publik. Kini, fokus utama mereka adalah mempersiapkan tim untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024, dan mendorong atlet untuk memperoleh tiket sebanyak mungkin.

Fase pengumpulan poin untuk Olimpiade yang ke-33 ini berlangsung dari 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024. Hasil dari persaingan setahun penuh ini akan tercermin dalam daftar peringkat yang dikeluarkan oleh BWF pada 30 April 2024. Daftar ini kemudian akan menjadi patokan untuk menentukan jumlah wakil setiap negara untuk setiap kategori.

Dalam fase ini, PP PBSI dituntut untuk memberikan dukungan penuh kepada pelatih dalam merancang program latihan dan memilih turnamen. Namun, hal ini juga harus sejalan dengan pemilihan pelatih ganda campuran pelatnas utama, yang belum ditentukan sejak Nova Widianto pindah ke Malaysia pada awal tahun 2022.

Keberhasilan Indonesia dalam kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan memerlukan dukungan penuh dari semua pihak, dan kepastian dalam berbagai aspek, termasuk penunjukan pelatih baru, akan sangat penting dalam menentukan kesuksesan mereka dalam mencapai tujuan tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button