Pertandingan Liga 2 Pegadaian antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Jawa Timur, Selasa (18/2) berakhir ricuh.
Laga panas 8 besar terpaksa dihentikan setelah Laskar Joko Tingkir tertinggal 0-1 dan pertandingan segera berakhir.
Memasuki menit ke-79, flare dilemparkan dari Tribun Utara. Diikuti dengan sejumlah suporter dari Tribun Selatan yang turun ke lapangan.
Saat para suporter memasuki lapangan Stadion Bumi Wali Tuban, para pemain pun langsung diamankan ke ruang ganti. Pihak keamanan pun kewalahan menghadapi banyaknya suporter yang memasuki lapangan.
Sejumlah fasilitas stadion seperti tiang gawang habis dibakar. Ada juga perusakan bangku cadangan, papan sponsor, hingga memecahkan kaca di ruang bawah stadion.
Presiden Klub Persela Lamongan, Fariz Julinar Maurisal mengakui bahwa insiden ini menjadi evaluasi penting dalam penyelenggaraan pertandingan ke depan.
“Kami memahami antusiasme suporter yang sangat fanatik terhadap timnya. Namun, kejadian ini tentu merugikan klub. Ke depan, kami akan berkoordinasi lebih baik dengan pihak keamanan dan ofisial agar insiden serupa tidak terulang,” ujarnya
Terlepas dari kerusuhan itu, laga Persela vs Persijap dinyatakan berakhir. Persijap menang berkat gol Rosalvo di menit 37.
Dalam laga itu, Persela juga kehilangan kiper mereka Bimasakti Andiko karena melakukan pelanggaran keras. Sejak saat itu, laga pun mulai memanas.
Hasil itu lantas membuat Persela gagal promosi ke Liga 1 2025-2026. Pasalnya mereka tak finis di urutan kedua pada Grup B Playoff Liga 2 2024-2025.
Persijap yang menang pun finis kedua dan akan melawan PSPS Pekanbaru di playoff Liga 2 2024-2025. Pemenang laga itu akan menemani Bhayangkara Presisi dan PSIM Yogyakarta yang sudah dipastikan promosi ke Liga 1 musim depan.