Ototekno

Literasi Keamanan dan Etika Digital Perlu Diperkuat

Senin, 17 Okt 2022 – 16:37 WIB

Literasi

Mungkin anda suka

ilustrasi (Foto: inilah.com)

Ruang digital menjadi ruang baru bagi orang-orang untuk berinteraksi. Pandemi COVID-19 yang memunculkan banyak pembatasan, menjadikan ruang digital semakin populer untuk berinteraksi. Terbukti, jumlah pengguna internet dan media sosial dua tahun terakhir meningkat pesat. Sama saja seperti dunia nyata, ada tata krama atau panduan bagi pengguna internet agar interaksi mereka aman dan nyaman.

Demikian beberapa kesimpulan yang dibahas dalam webinar bertema “Tips and Trik Aman Berselancar di Internet”, Kamis (13/10/2022), di Balikpapan, Kalimantan Timur. Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Trisno Sakti Herwanto dari Pandu Digital Badge Merah; Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNIMAL Kamaruddin Hasan; dan Dosen Universitas Negeri Padang Siska Sasmita.

Dalam webinar tersebut, Trisno Sakti Herwanto membawakan materi keamanan digital dengan tema ‘Aman dan Sehat Bermedia Digital’. Perkembangan teknologi digital yang masif mendorong pertumbuhan jumlah pengguna. Masyarakat pun mengalami perubahan gaya hidup yang menjadi serba praktis dan mudah. Namun, ada risiko di balik nyamannya kemudahan.

Maka diperlukanlah pemahaman tentang keamanan digital yang terdiri dari lima kompetensi yakni mengamankan perangkat digital, identitas digital, mewaspadai penipuan digital, serta memahami rekam jejak digital dan keamanan digital bagi anak.

“Tips menjaga keamanan digital, gunakan kata sandi yang kuat. Saat bertransaksi digital, hindari penggunaan WiFi publik, amankan data pribadi di media sosial, waspadai tautan tidak jelas. Aktifkan 2FA. Dan, selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang didapat dari internet, serta menjaga jejak digital,” kata Trisno.

Terkait budaya digital, Kamaruddin Hasan menyampaikan materi dengan judul ‘Memahami Multikulturalisme di Ruang Digital’. Senada dengan Trisno, Kamaruddin mengingatkan bahwa tidak semua yang ada di internet harus diyakini kebenarannya. Di dunia digital saat ini, banyak sekali konten-konten hoaks yang berseliweran.

Menurutnya, konten-konten yang bersifat post-truth, termasuk radikalisme, terorisme, separatisme, ujaran kebencian, hoaks, termasuk konten-konten pasar kapitalisme neoliberal yang kurang mendidik dan tidak berbobot. Untuk itu, pengguna internet khususnya masyarakat Indonesia diharapkan memperkuat budaya dan kearifan lokal di ruang digital.

“Pemahaman akan multikulturalisme mampu menangkal paham radikalisme, separatisme, dan terorisme. Kita harus menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital,” terang Kamaruddin.

Pada sesi terakhir, Siska Sasmita menerangkan materi etika digital dengan tema ‘Cara Berinteraksi dan Kolaborasi di Ruang Digital sesuai Etika’. Ruang digital dihuni oleh para pengguna dari berbagai latar belakang budaya berbeda. Interaksi yang terjadi diantara mereka memunculkan standar nilai baru.

Terlebih bagi yang ingin berkolaborasi, etika digital penting untuk diterapkan. Misalnya, dalam membangun jejaring pertemanan, ada panduan yang harus diikuti seperti berteman dengan orang yang sudah dikenal sebelumnya. Apabila teman baru, telusuri dahulu informasinya. Bertemanlah dengan orang yang menggunakan identitas asli.

“Saat berinteraksi di aplikasi percakapan, jaga privasi satu sama lain. Tanyakan kesediaan bergabung dalam grup, jangan asal invite. Kirim foto jangan yang melanggar kesusilaan. Sebaiknya hindari mengunggah konten yang kontroversial. Dan, apabila ingin berkomentar, sampaikanlah secara bijak dan sopan,” pungkas Siska.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button