News

LPSK: Konten Baim-Paula Murahan dan Tak Layak!

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengecam prank laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Baim Wong dan Paula Verhoeven.

“Apa yang dilakukan Baim Wong itu sesuatu yang tidak pantas dan tak layak ditiru,” tegas Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dikonfirmasi wartawan, Senin (3/10/2022).

Edwin menilai tindak KDRT dapat memberi luka mendalam bagi para korban. Menurut dia, hal tersebut sangat tidak pantas apabila dijadikan bahan lelucon oleh seorang publik figur.

“KDRT tidak untuk dibuat bercanda. Apalagi cuma buat konten video murahan, KDRT telah menjadi neraka buat para korban, tindakan itu harus diperangi,” ungkapnya.

Lebih lanjut Edwin menjelaskan, pihaknya telah banyak menerima laporan korban KDRT. Dia khawatir prank yang dilakukan Baim Wong akan merusak penanganan ksus KDRT ke depan, terutama di kepolisian.

“Kan kasihan bila ada korban yang betul-betul mengalami KDRT, nanti tak dipercaya lagi oleh polisi atas laporannya,” tukasnya.

Baim dan Paula sendiri sudah minta maaf atas kontennya yang meresahkan tersebut. Keduanya juga sudah men-takedown video prank KDRT-nya yang sempat diunggah ke YouTube.

Meski begitu, Baim dan Puala tetap dipolisikan ke Polres Metro Jakarta Selatan atas sangkaan laporan palsu.

Menanggapi hal tersebut, Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menjelaskan konten prank yang dibuat pasutri tersebut mengarah ke pidana.

“Mengarah (Pasal) 220 soal laporan palsu, mengarah betul. Pidana itu karena kan dia bohong. Lain kalau (laporan) betulan,” ucap Nurma saat dihubungi wartawan.

Meski hanya sebuah konten, kata Nurma, yang dilakukan pasutri tersebut dapat dikenakan pidana akibat laporan palsu. Oleh karenanya, Polres Metro Jakarta Selatan akan berkoordinasi dengan Polsek Kebayoran Lama tempat pasutri tersebut membuat konten prank.

“Iya nanti kita koordinasikan lagi. Dia telah melakukan pemalsuan laporan. Itu kan bohong. Walaupun bilangnya prank. Kan tidak bisa main-main, apalagi kejadiannya bohong,” terangnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button