Para arkeolog telah menemukan ruang pemakaman batu kapur besar milik Firaun Mesir kuno yang tidak dikenal di dekat kota Abydos. Peninggalan ini diperkirakan berasal dari sekitar 3.600 tahun lalu selama masa kekacauan dalam sejarah Mesir.
Penemuan makam tujuh meter di bawah tanah di pekuburan kuno Gunung Anubis diumumkan Museum Universitas Pennsylvania dan arkeolog Mesir. Penemuan ini merupakan yang kedua diumumkan tahun ini mengenai makam raja Mesir kuno.
Ruang pemakaman yang ditemukan pada Januari lalu di Abydos, sebuah kota penting di Mesir kuno yang terletak sekitar 10 km dari Sungai Nil, kosong. Tampaknya pemakaman ini sudah lama dijarah oleh para perampok makam.
Nama raja yang pernah dimakamkan di dalamnya awalnya tercatat dalam teks hieroglif pada bata yang diplester di pintu masuk ruang pemakaman, di samping lukisan yang memperlihatkan dewi-dewi bersaudara Isis dan Nephthys.
“Namanya tercantum dalam prasasti tetapi tidak bertahan dari perampokan makam kuno. Beberapa kandidat termasuk raja bernama Senaiib dan Paentjeni yang kita ketahui dari monumen di Abydos – mereka memerintah di era ini – tetapi makamnya belum ditemukan,” kata profesor arkeologi Mesir dari University of Pennsylvania, Josef Wegner, salah satu pemimpin penggalian, Kamis (27/3/2025).
Selain pintu masuk yang dihias, ruang pemakaman juga menampilkan serangkaian ruangan lain yang ditutup kubah setinggi lima meter (16 kaki) yang dibuat dari batu bata lumpur.
Makam tersebut berasal dari masa yang dikenal sebagai Periode Menengah Kedua yang berlangsung dari 1640 SM hingga 1540 SM dan menjembatani era Kerajaan Tengah dan Kerajaan Baru ketika Firaun Mesir merupakan salah satu tokoh paling berkuasa di wilayah tersebut.
“Sejarah politik era itu menarik dan belum sepenuhnya dipahami, semacam periode ‘negara-negara berperang’ yang akhirnya melahirkan Kerajaan Baru Mesir,” kata Wegner, kurator bagian Mesir di museum Penn. Di antaranya adalah Dinasti Abydos, yang merupakan serangkaian raja yang memerintah sebagian Mesir Hulu – bagian selatan wilayah Mesir.
“Mesir terpecah-pecah dengan empat kerajaan yang bersaing, termasuk Hyksos di Delta Nil,” kata Wegner. “Dinasti Abydos adalah salah satunya. Bagaimana ia terpecah dan kemudian bersatu kembali mencakup pertanyaan penting tentang perubahan sosial, politik, dan teknologi.”
Makam raja yang tidak diketahui identitasnya itu dibangun di dalam kompleks makam lebih besar dari Firaun terdahulu yang berkuasa bernama Neferhotep I. Arsitekturnya menunjukkan hubungan dengan makam-makam kerajaan pada masa Kerajaan Tengah dan Periode Menengah Kedua, kata Wegner.
“Tampaknya ini adalah kelompok Dinasti Abydos yang terbesar dan paling awal. Mungkin ada yang lain di area yang sama di samping makam Neferhotep I,” kata Wegner.
Tim Wegner sebelumnya menemukan makam penguasa Dinasti Abydos lainnya bernama Seneb-Kay pada 2014. “Makam raja baru itu kemungkinan merupakan pendahulu Seneb-Kay. Ada makam lain di area tersebut. Pekerjaan di pemakaman kerajaan berlangsung lambat dan melelahkan, jadi butuh waktu lama untuk mendapatkan hasilnya,” kata Wegner.
Penggalian Sedang Berlangsung
Periode Menengah Kedua dimulai hampir satu milenium setelah pembangunan piramida Giza yang menjulang tinggi di luar Kairo dan menyimpan makam Firaun Kerajaan Lama tertentu. Banyak Firaun Kerajaan Baru dimakamkan di Lembah Para Raja dekat Luxor, termasuk Tutankhamun – dikenal sebagai Raja Tut – yang makamnya dari abad ke-14 SM beserta seluruh isinya digali pada 1922.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengumumkan pada 18 Februari bahwa tim arkeologi gabungan Mesir-Inggris telah mengidentifikasi sebuah makam kuno di dekat Luxor yang berasal dari abad ke-15 SM sebagai makam Firaun Kerajaan Baru Thutmose II.