Malaysia Tersingkir di Piala AFF 2024, Suporter Ngamuk di Stasiun LRT!


Keributan antar kelompok suporter sepak bola terjadi di Stasiun LRT Bandar Tasik Selatan, Kuala Lumpur, Malaysia pada Sabtu (21/12) dini hari, menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas stasiun, termasuk pintu dan jendela kereta. Insiden ini terjadi beberapa jam setelah tim nasional Malaysia tersingkir dari Piala AFF 2024, memicu ketegangan di antara para suporter.

Operator LRT, Prasarana, mengonfirmasi bahwa meskipun tidak ada laporan korban luka, kerusakan fasilitas cukup signifikan. 

“Kami sangat menyesalkan insiden ini dan tidak akan mentoleransi kekerasan atau perilaku agresif di stasiun maupun di dalam kereta. Kami telah mengajukan laporan polisi dan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan,” demikian pernyataan resmi Prasarana dikutip dari The Star.

Menurut OCPD Cheras, Asisten Komisioner Polisi (ACP) Aidil Bolhassan, video yang beredar luas di media sosial dan menunjukkan perkelahian itu telah dikonfirmasi keasliannya. Sekitar 30 orang terlibat dalam insiden tersebut, dengan aksi saling pukul, melempar benda seperti tong sampah, hingga menendang pintu kereta.

“Kekacauan ini menyebabkan kereta berhenti selama sekitar delapan menit sebelum situasi berhasil dikendalikan,” ujar ACP Aidil. 

Ia menambahkan bahwa personel kepolisian, dibantu petugas tambahan, berhasil meredakan situasi dan mengawal para suporter keluar dari area stasiun dengan aman.

Hingga kini, belum ada penangkapan yang dilakukan, tetapi polisi terus menyelidiki kasus ini untuk mengidentifikasi pelaku.

Kericuhan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Malaysia bermain imbang 0-0 melawan Singapura di Stadion Nasional Bukit Jalil pada Jumat malam (20/12). Hasil tersebut membuat Harimau Malaya tersingkir dari Piala AFF 2024, setelah hanya mengumpulkan empat poin di Grup A, tertinggal dari Singapura (enam poin) dan Thailand (sembilan poin).

Meski memiliki beberapa peluang emas, lini serang Malaysia gagal menembus pertahanan solid Singapura, membuat suporter kecewa berat. Kekecewaan inilah yang diduga memicu emosi hingga berujung pada kericuhan di stasiun LRT.

Prasarana dan pihak kepolisian menyerukan kepada para suporter untuk menjaga ketenangan dan menghindari tindakan yang memperkeruh situasi. 

“Keselamatan penumpang dan staf kami adalah prioritas utama. Kami akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku,” tegas Prasarana.