News

Manfaatkan Bambu untuk Bangun Sirkuit Formula E, Mirip Tol Semarang-Demak

Saat menggarap sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) menggunakan bambu untuk pondasi sistem cerucuk. Karena lahannya bertekstur lunak dan berair. Hal yang sama dilakukan dalam proyek tol Semarang-Demak.

Senior Manager JKON, Ari Wibowo mengaku optimis pembanguan sirkuit Formula E bisa rampung sesuai rencana. Untuk lintasan utama di kawasan Taman Impian Jaya Ancol itu, bisa kelar dalam sebulan. “Bisa satu bulan lah,” kata Ari, dikutip Jumat (4/3/2022).

Ari mengakui, menggarap Sirkuit Formula E yang bekas pembuangan lumpur dengan tekstur tanah lunak dan berai, memang tidak mudah. Namun, ada solusinya, yakni menggunakan sistem cerucuk tadi. Dikutip dari akun Twitter @FormulaGledek, pembangunan sirkuit Formula E , kini memasuki tahap pengaspalan. Proses pengaspalan berada di zona 1, ditargetkan rampung pada bulan ini. Di mana, panjang lintasan utama 2,4 kilometer, lebar 16 meter dengan 18 tikungan. Panjang trek lurus 600 meter dengan lintasan searah jarum jam.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan, pembangunan sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, berjalan lancar. “Prosesnya masih jalan. Kita tunggu saja ya. Tapi sejauh ini, menurut panitia Jakpro (PT Jakarta Propertindo) tidak ada masalah yang berarti,” ucap Wagub Riza.

Politisi Gerindra ini optimis, lintasan balap kebanggan Indonesia dan warga DKI Jakarta ini, bakal selesai sesuai target yakni April 2022. Meski, pembangunan trek Formula E baru dibangun pada awal Februari 2022. Artinya, Pemprov DKI punya waktu kurang lebih tiga bulan untuk merampungkan pembangunan sirkuit Formula E yang digelar pada Juni 2022. “Mudah-mudahan bisa cepat selesai sesuai dengan standar yang diharapkan dan kegiatan bisa berjalan baik,” ujarnya.

Penggunaan bambu dalam konstruksi pembangunan jalan, sejatinya bukan barang baru. Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan bambu ketika membangun jalan tol Semarang-Demak. Dikutip dari situs Kementrian PUPR, Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya tengah melakukan uji untuk mengukur kelayakan bambu sebagai matras guna meningkatkan daya dukung tanah di Tol Semarang-Demak.

“Pengujian dilakukan untuk mempersiapkan bahan bambu yang akan digunakan sebagai konstruksi matras untuk mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak,” ungkap Kepala Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Ferri Eka Putra.

Menurutnya, perbaikan kondisi tanah dengan konstruksi matras bambu efektif digunakan di atas tanah dengan klasifikasi very soft soil. Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak terintegrasi dengan tanggul laut dimana struktur timbunan di atas laut direncanakan diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button