Market

Mantan Dirut BEI: Inarno Harus Lebih Kuat dalam Mengambil Keputusan

Jika tidak ada aral melintang, Inarno Djajadi dan Friderica Widyasari Dewi akan dilantik menjadi Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027 pada Selasa (24/5/2022) bersama lima anggota lainnya. Melalui keduanya, OJK diharapkan dapat menciptakan pasar modal yang tumbuh-kembang, likuid, dan mengutamakan perlindungan konsumen.

“Saya sangat mengenal Pak Inarno dan Bu Kiki (panggilan akrab Friderica Widyasari Dewi) karena pernah bertahun-tahun bersama saya di bursa. Pak Inarno di KSEI (Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia) dan Buk Kiki di bursa (Direktur Bursa Efek Indonesia) sama saya,” kata Erry Firmansyah, mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (23/5/2022).

Pendiri Eagle Capital ini menilai keduanya sangat baik secara meritokrasi, yakni aspek kemampuan atau prestasi. “Keduanya bagus!” timpalnya tandas.

Menurutnya, Kiki sangat pas menempati jabatan bidang edukasi dan perlindungan konsumen. “Sebab, memang dari awal dia menemani saya di bursa sehingga cocok di situ. Pak Inarno pernah di broker dan dia pernah di KSEI. Cuma, dia harus lebih strong saja. Pak Inarno harus lebih kuat dalam pengambilan keputusan,” ungkap Erry.

Harapan itu Erry unggkapkan lantaran pasar modal Indonesia harus tumbuh dan berkembang bukan hanya dari sisi jumlah investor tapi juga dari sisi produk. “Produk pasar modal kita masih terbatas. Nah, harus berani mengembangkan produk derivatif yang menurut saya sampai saat ini belum jalan,” ujarnya.

Menurut dia, Inarno harus mendobrak kebuntuan tersebut dengan berani mengambil keputusan untuk mengembangkan produk-produk derivatif. “Kita perlu produk hedging. Itu yang kita harapkan dari regulator dengan tetap perlindungan investor jadi yang utama,” tuturnya.

“Jadi, yang kita harapkan ada pengembangan produk dan pengembangan pasar dari regulator.”

Lebih Selektif Menjaring Emiten yang IPO

Sementara dari sisi penambahan jumlah emiten di BEI, menurut Erry, regulator harus lebih selektif. “Jangan main obral emiten yang masuk bursa melalui IPO (Initial Public Offering). Emiten harus yang berkualitas,” ucap Erry kembali menegaskan.

Menurut dia, OJK dan BEI jangan semata mengejar kuantitas tapi juga kualitas emiten. “Memang ada plus-minus, emiten berkualtias, membuat kuantitasnya jadi terbatas. Ada take and give-nya,” papar dia.

Sementara dari sisi tantangan pasar, seperti melambungnya inflasi global, sentimen perang Rusia-Ukraina dan kenaikan tajam suku bunga The Fed, menurut Erry, sudah terfaktorkan ke pasar. Sebab, hal-hal tersebut sudah berjalan beberapa bulan. “Tugas kita sekarang adalah bagaimana faktor-faktor itu terkontrol,” ungkapnya.

Selebihnya, Erry juga menekankan pentingnya faktor likuiditas. Tanpa likuiditas, investor bisa masuk di suatu produk pasar modal seperti saham tapi tidak bisa keluar. “Orang bisa terjebak di dalam suatu saham, enggak bisa diapa-apain,” tukasnya.

Yang harus Inarno Djajadi dan Friderica Widyasari Dewi lakukan adalah bagaimana mempertahankan likuiditas tetap terjaga dengan baik di semua saham. “Jika beli saham tapi enggak bisa jual, itu kan repot. Mengganggu, investor kan jadi kecewa. Itu yang harus dijaga bahwa setiap orang beli saham bisa keluar,” ucapnya.

Dengan nahkoda baru di OJK dan BEI, ia mengharapkan pasar modal Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik dan perlindungan investor harus tetap diutamakan. “Sebab, itu adalah basis dari industri pasar modal. Tanpa investor, pasar modal tidak ada artinya,” pungkas Erry.

Santer beredar kabar, para Anggota Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027 akan dilantik pada 24 Mei 2022. Ini lebih cepat dari jadwal berakhirnya masa tugas anggota komisioner OJK 2017-2022, yakni pada 23 Juli 2022.

Kabar tersebut mengacu pada Keputusan Presiden (Keppres) tentang penetapan Anggota Dewan Komisioner (ADK) periode 2022-2027 yang telah Presiden Joko Widodo teken pada 18 Mei 2022. Keputusan Presiden itu merupakan tindak lanjut dari hasil Sidang Paripurna DPR yang mengesahkan ADK setelah menjalani fit and proper test oleh Komisi XI 2022 pada 7 April 2022.

Adapun susunan Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027 adalah:

  1. Ketua merangkap anggota: Mahendra Siregar
  2. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota: Mirza Adityaswara
  3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota Dian Ediana Rae
  4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota: Inarno Djajadi
  5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota Ogi Prastomiyono
  6. Ketua Dewan Audit merangkap anggota Sophia Issabella Wattimena
  7. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button