News

Mantan Paus Benediktus XVI Meninggal Pada Usia 95

Mantan Paus Benediktus, paus kelahiran Jerman pertama dalam 500 tahun, meninggal dunia pada usia 95 tahun di Vatikan pada hari Rabu. Sebelumnya, penggantinya, Paus Fransiskus, memperingatkan bahwa Benediktus “sakit parah”. “Dengan duka cita, saya memberi tahu Anda bahwa Paus Emeritus, Benediktus XVI, meninggal dunia…,” Vatikan mengumumkan.

Benedict–yang nama lahirnya adalah Joseph Ratzinger– mengundurkan diri dari kursi Paus pada 2013, dengan alasan kesehatannya yang menurun. Dia adalah paus pertama yang mengundurkan diri sejak Abad Pertengahan.

Mungkin anda suka

Sebelumnya, pada Februari lalu mendiang Paus Benediktus XVI akhirnya meminta maaf atas kasus-kasus pelecehan seksual anak yang terjadi di bawah pengawasan-nya ketika menjabat sebagai Uskup Agung di München, Jerman. “Saya hanya bisa mengungkapkan kepada semua korban pelecehan seksual rasa malu saya yang mendalam, kesedihan saya yang mendalam dan dengan tulus memohon pengampunan,” tulis Benediktus XVI, dalam sebuah surat yang dirilis oleh Vatikan di pekan pertama Februari itu.

Surat itu dirilis sebagai tanggapan atas hasil penyelidikan di Jerman yang dipublikasi sebulan sebelumnya, yang mengeritik penanganannya terhadap kasus-kasus yang melibatkan pastor pedofilia pada 1980-an. “Saya memiliki tanggung jawab besar di Gereja Katolik. Yang lebih besar adalah rasa sakit saya atas pelanggaran dan kesalahan yang terjadi di tempat yang berbeda selama masa mandat saya,” tulis Benediktus XVI.

Namun organisasi yang mewakili korban pelecehan melontarkan kritik pada tanggapan itu dan menilainya “kurangnya spesifik”. Kelompok Eckiger Tisch di Jerman mengatakan, Benediktus melanjutkan tradisi Gereja Katolik yang menyatakan bahwa “ada tindakan dan kesalahan, tetapi tidak ada yang mengambil tanggung jawab nyata”.

Hasil penyelidikan di Jerman yang dirilis Januari itu menuduh Joseph Ratzinger dengan sengaja melindungi empat imam yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak, ketika dia menjadi Uskup Agung München antara 1977 dan 1982. Tim ajudan dan penasihat Benediktus dalam sebuah pernyataan yang dirilis bersama-sama dengan pernyataan Benekdiktus saat itu berkeras, bahwa “Sebagai seorang Uskup Agung, Kardinal Ratzinger tidak terlibat dalam tindakan pelecehan yang ditutup-tutupi.”

Dalam satu kasus, seorang pendeta pedofilia Peter Hullmann dipindahkan ke München dari Essen, di mana dia dituduh melecehkan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.  Tim Benediktus sebelumnya telah mengaku “secara tidak sengaja memberikan informasi yang salah” kepada penyusun laporan pelecehan, ketika mereka mengatalan Ratzinger tidak hadir pada pertemuan-pertemuan tentang Hullmann pada tahun 1980. Penyusun laporan kemudian membeberkan bukti protokol rapat yang membuktikan kehadiran Ratzinger.

Dalam surat pernyataanya, Benediktus menyatakan sakit hati bahwa “pemeriksaaan” atas kehadirannya pada pertemuan 1980 “telah digunakan untuk meragukan kebenaran saya, dan bahkan mencap saya pembohong”.

Benediktus, yang sampai meninggal tinggal di bekas biara di kompleks Vatikan mengatakan, dia berterima kasih “atas kepercayaan, dukungan dan doa yang secara pribadi diungkapkan Paus Fransiskus kepada saya”. Dalam suratnya dia juga mengatakan, setiap hari dia bertanya pada dirinya sendiri apakah dia bersalah atas “kesalahan yang paling menyedihkan” itu.

Namun tetap saja surat pernyataan Benediktus itu dikritik oleh jaringan penyintas SNAP. “Kesempatan untuk menjernihkan laporan dari München telah disia-siakan,” kata SNAP seraya mengecam “kurangnya kejujuran” Benediktus saat itu. [DW/AFP/Reuters/AP]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button