Hangout

Mari Pahami Apa Itu Subsidi dan Dampaknya bagi Masyarakat

Para kepala negara serta delegasi KTT ASEAN di Labuan Bajo, NTT, tampak sangat bersahaja saat mengendarai mobil listrik berdesain mewah. Ratusan mobil listrik diturunkan guna menunjang mobilitas peserta KTT ASEAN.

Presiden Jokowi kelihatannya memang sengaja menggandeng perusahaan kendaraan listrik di KTT ASEAN, sebagai bagian dari kampanye energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025.

Indonesia yang memiliki sumber daya energi terbarukan (EBT) melimpah, diharapkan bisa memainkan peran lebih besar dalam transisi energi di tingkat regional. Indonesia bahkan menjadi tolok ukur transisi energi di kawasan Asia Tenggara.

Subsidi Pembelian Motor dan Mobil Listrik

Apa Itu Subsidi, jenis, dampak, manfaat
Foto: sumber Kominfo

Kendaraan listrik merupakan salah satu program unggulan pemerintahan Jokowi. Sehingga wajar bila dirinya sangat bersemangat dengan program kendaraan listrik ini.

Tak mengherankan jika Jokowi begitu ringan tangan, langsung memberi subsidi untuk pembelian mobil dan sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta.

Sedangkan mobil listrik dibantu Rp70 hingga Rp80 juta. Namun faktanya, meski dikucurkan keringanan cukup besar, peminat sepeda motor listrik sangat sedikit.

Pemerintah menargetkan penjualan 200.000 unit sepeda motor listrik pada tahun ini. Tetapi yang terjual hingga 23 Mei 2023, baru 381 unit.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berkilah, belum banyaknya sepeda motor listrik yang laku, lantaran sosialisasi kurang masif. “Sepertinya masyarakat belum banyak yang tahu. Karena apa? Peraturan menteri baru juga turun,” kata Moeldoko.

Berbeda dengan motor listrik, penjualan mobil listrik meningkat sejak 1 April 2023. Tercatat, penjualan mobil listrik naik 15,5 persen dibanding Maret 2023.

Merujuk data wholesales atau pengiriman dari pabrik ke dealer, sepanjang April 2023, mobil listrik terjual 1.285 unit. Jumlah itu naik dibanding Maret yang hanya mencatatkan penjualan 1.112 unit.

Namun begitu, kontribusi penjualan mobil listrik ke pasar kendaraan roda empat atau lebih secara keseluruhan pada April 2023 baru sekitar 2,2 persen.

Sikap royal pemerintah terhadap kendaraan listrik ini, mendapat kritikan. Salah satunya dari bakal Capres Anies Baswedan.

Anies menuding, bantuan atau subsidi untuk pembelian mobil listrik, bukan termasuk solusi polusi udara. “Soal polusi udara, solusinya bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik. Pemilik-pemilik mobil listrik adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi,” ungkap Anies dalam acara deklarasi Amanat Indonesia (ANIES) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (7/5/2023).

“Pengalaman kami di Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik, dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya. Dia justru akan menambah jumlah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan,” papar Anies.

Subsidi Kendaraan Listrik Naik, Pupuk Turun

Kebijakan subsidi kendaraan listrik terus bergerak seperti bola panas. Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel membandingkan subisidi mobil listrik dan pupuk.

Menurutnya subisidi mobil listrik sangat tidak tepat diberikan di tengah turunnya anggaran pupuk. Berdasarkan catatan Rachmat Gobel, anggaran subsidi pupuk mengalami penurunan sebesar Rp10 triliun dalam lima tahun. Berikut rinciannya:

  • Rp34,3 triliun (2019)
  • Rp31 triliun (2020)
  • Rp29,1 triliun (2021)
  • Rp25,3 triliun (2022)
  • Rp24 triliun (2023)

Arti Subsidi dan Jenisnya

Subsidi adalah istilah yang sudah tak asing lagi di telinga. Arti subsidi sendiri seringkali disamakan dengan bantuan. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), subsidi adalah bantuan uang dan sebagainya kepada yayasan, perkumpulan, dan sebagainya dari pihak pemerintah.

Subsidi terbagi dua, langsung dan tidak langsung.

Subsidi Langsung

Subsidi ini merupakan bantuan langsung yang diberikan pada penerimanya secara langsung. Contohnya:

  • Program BLT atau Bantuan Langsung Tunai
  • BPUM atau BLT bagi pelaku UMKM
  • Paket sembako pada Bansos
  • Program Kartu Indonesia Pintar
  • Kartu Indonesia Sehat

Subsidi Tak Langsung

Subsidi tak langsung mengacu pada jenis bantuan yang tak diberikan secara langsung kepada masyarakat atau penerimanya. Contohnya:

  • Gas LPG 3 KG dan BBM.
  • Keringanan pajak untuk pelaku industri.
  • Keringanan beban bunga KPR rumah.
  • Bantuan berupa pupuk dan juga benih.
  • Insentif tagihan listrik, air, dan lain sebagainya.

Dampak Subsidi terhadap Masyarakat

Manfaat utama dari pemberian subsidi adalah membantu atau meringankan beban yang ditanggung oleh suatu pihak tertentu. Dalam konteks pemerintah, bantuan yang diberikannya sudah pasti bertujuan untuk menjaga kesejahteraan dan daya beli dari masyarakat dan juga menjaga agar harga pasar tetap stabil.

Sementara bagi masyarakat miskin, pemberian bantuan ini tentu bisa membantunya agar tetap mampu memenuhi kebutuhan hariannya dengan lebih mudah.

Sedangkan bagi pelaku bisnis, petani ataupun pegiat industri lainnya, keberadaan bantuan ini dapat memberi beragam dampak positif, seperti:

  • Mendorong peningkatan produktivitasnya.
  • Perbaikan harga lebih kompetitif di sektor impor maupun ekspor, baik itu  barang, produk atau jasa.
  • Mencegah risiko kebangkrutan melalui pemberian bantuan pada perusahaan dalam menutupi kerugian.

Subsidi atau bantuan sejatinya baik untuk membantu mereka yang memang membutuhkannya. Tetapi dapat menimbulkan kerugian bagi pemerintah dan kecemburuan sosial di masyarakat apabila pemberian subsidi tidak tepat sasaran.

Banyak kasus subsidi justru dinikmati kalangan mampu lantaran pendataan yang buruk atau adanya KKN atau kolusi, korupsi dan nepotisme.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button