Petenis nomor dua dunia, Aryna Sabalenka mengaku mendapat banyak pelajaran hidup di luar lapangan tenis.
Hal itu disampaikan Sabalenka usai mengangkat trofi juara Grand Slam US Open 2024, Minggu (8/9/2024). Sabalenka yang jadi unggulan kedua turnamen, menang straight set 7-5, 7-5 atas petenis tuan rumah Jessica Pegula.
Sabalenka menyinggung tentang banyaknya tantangan di luar lapangan. Ada kematian ayahnya pada 2019. Kemudian kematian mantan pacarnya pada Maret lalu. Selanjutnya masalah bahu kanan yang memaksanya mengundurkan diri dari Wimbledon tepat sebelum dimulai pada Juli ini.
“Setelah saya kehilangan ayah saya, tujuan saya selalu untuk mencatatkan nama keluarga kami dalam sejarah tenis,” katanya.

Dia merasa bangga pada dirinya sendiri. Dia tidak pernah menyerah dalam mengejar impiannya. “Saya sangat bangga dengan diri saya sendiri. Saya juga sangat bangga dengan tim saya,” ujar petenis 26 tahun itu.
Sabalenka yang tahun lalu menjadi runner-up US Open, kalah dari Coco Gauff, nyaris mengalami kejadian serupa musim lalu, saat dirinya menang di set pertama, tetapi tak berdaya di set kedua.
Laga ulangan final Cincinnati Masters ini belum bisa dimenangkan Pegula yang menjadi tumpuan tenis Amerika setelah Coco Gauff tersingkir.
Jessica Pegula, yang mengalahkan nomor satu dunia Iga Swiatek di perempat final pun tak bisa menyembunyikan pengakuannya atas keperkasaan Aryna di final.”Saya sempat berharap dia memberikan saya satu set, ya, karena dia hebat di hard court (lapangan keras/bukan rumput/bukan tanah liat),” tutur Jessica.
Sabalenka yang jadi unggulan kedua turnamen, bermain lebih tenang sepanjang pertandingan di bawah ‘tekanan’ 24 ribu lebih penonton yang condong ke Pegula.
Ini gelar US Open yang pertama buat Aryna. Total, ada tiga titel grand slam yang dikoleksi perempuan dengan tinggi badan 183 cm ini, yakni US Open 2024, Australian Open 2024, dan Australian Open 2023.