Belum lepas dari jeratan utang Rp82 triliun di kuartal II-2024, PT Waskita Karya (Persero) Tbk berkode WSKT harus menghadapi gugatan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang). Utang lagi, utang lagi.
Mungkin, jumlahnya tidak besar-besar amat. Tapi malunya itu lho. Ada tiga perusahaan yakni PT Shimizu Global Indonesia, PT Aplugada Mandiri Perkara dan PT Damawan Putera Pratama yang menggugat PKPU WSKT.
Khusus PT Shimizu Global Indonesia, utang WSKT yang nunggak mencapai Rp976,76 juta. Asal tahu saja, PT Shimizu Global Indonesia ini, merupakan bagian dari Shimizu Corporation, sebuah perusahaan konstruksi global yang berbasis di Jepang. Sidang perdana PKPUnya digelar pada 16 Desember 2024.
Menariknya, WSKT tetap saja ngotot menyebut keuangannya perusahaan tidak ada masalah. Gugatan itu tidak berdampak signifikan terhadap operasional. Ya kalau betul demikian, dibayar sajalah.
“PKPU ini tak memiliki dampak terhadap operasional dan kondisi keuangan perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan WSKT, Ermy Puspa Yunita, dikutip dari keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/12/2024).
Sekelas Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo saja mengakui ada masalah keuangan yang mendera WSKT. Sehingga, perusahaan konstruksi pelat merah ini dilarang menggarap proyek pembangunan jalan tol.
“Memang mereka (Waskita Karya) tidak akan mengambil tol lagi. Dulu kan memang mereka kenanya di tol. Nah ke depan mereka tidak akan ambil tol baru,” kata Tiko, sapaan akrabnya, Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Dia bilang, Waskita Karya memang telah menyelesaikan sejumlah proyek jalan tol, seperti Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), hingga Tol Cimanggis-Cibitung.
Rencananya, jalan tol exsiting akan dilepas alias dilego Waskita Karya untuk menyehatkan keuangan termasuk melunasi utang. “Itu nanti bertahap akan kita lepas sehingga nanti ada divestasi yang mengurangi jumlah utang Waskita secara bertahap,” kata Tiko.
Setelah sehat, bisa jadi WSKT diperkenankan mengambil proyek-proyek baru dengan kontrak yang lebih sehat, sekalipun itu proyek pemerintah. Nantinya, Waskita Karya akan bergabung dengan holding PT Hutama Karya (Persero) atau HK.