News

Masuk Masa Kawula, Perkampungan Badui Dalam Ditutup Sementara bagi Wisatawan

Perkampungan masyarakat Badui Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tertutup bagi wisatawan selama tiga bulan, karena memasuki Kawalu atau bulan larangan.

“Penutupan wisatawan itu karena memasuki bulan Kawalu untuk menjalani ritual adat penyucian diri,” kata tokoh adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Kamis (26/1/2023).

Pelaksanaan Kawalu itu mulai diberlakukan, Selasa (24/1) hingga Kawalu tiga pada 24 April 2023.

Selama masa tersebut, para wisatawan dilarang pemukiman Badui Dalam seperti di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.

Sebab, masyarakat Badui Dalam akan menjalani tradisi ritual adat Kawalu yang memerlukan keterangan untuk penyucian diri. Namun, wisatawan boleh mendatangi pemukiman masyarakat Badui Luar.

“Kami minta wisatawan dapat mematuhi larangan itu dan tidak memasuki kawasan pemukiman perkampungan Badui Dalam,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, penetapan Kawalu itu berdasarkan Tangtu Tilu Jaro Tujuh Lembaga Adat Desa Kanekes. Dengan ritual tersebut, masyarakat Badui Dalam kini menutup diri untuk fokus menjalani ritual penyucian diri.

Pelaksanaan ritual Kawalu bagi masyarakat Badui Dalam itu berdasarkan kesepakatan tangtu tilu (pemimpin adat) dan pada hari ke-18 mereka melaksanakan puasa dan menggelar upacara ritual ngeriung selamatan.

Masyarakat Badui setelah melaksanakan Kawalu akan turun gunung dengan menggelar Seba Badui dengan mendatangi Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk bersilaturahmi.

Masyarakat Badui bersilaturahmi bersama ‘Ibu Gede’ Bupati Lebak dan ‘Bapak Gede’ Gubernurb Banten dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 160 kilometer.

“Kami berharap dengan pelaksanaan Kawalu itu semoga masyarakat Badui sejahtera, damai dan sehat selalu,” katanya.

Sementara itu, Santai (50) warga Badui Luar mengatakan dirinya selama pelaksanaan Kawalu selalu berdoa untuk kemurahan rezeki dan panen padi huma bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Badui.

“Kami sebagai warga Badui Luar atau Badui Penampungan tentu merasa senang memasuki bulan Kawalu,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button