Indikator Politik baru saja merilis temuan surveinya yang dilakukan periode 23-24 Desember 2023 dengan 1.217 responden, melalui wawancara telepon dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan bahwa publik masih merasa puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Overall ada 72,9 persen yang puas, kurang puas 21,9 persen, dan tidak puas sama sekali 3,8 persen,” jelas Burhanuddin secara virtual dalam rilis survei nasional Indikator bertajuk ‘Peta Elektoral Pasca Debat Capres dan Cawapres’, Selasa (26/12/2023).
Meski begitu, secara umum respondennya melihat bahwa keadaan ekonomi saat ini dalam kondisi sedang, sebanyak 38,3 persen, sementara yang menyatakan baik 31,3 persen dan buruk 30,1 persen.
Begitu juga dengan kondisi penegakan hukum secara nasional. “Secara umum lebih positif meskipun bedanya tidak terlalu jauh. (Yang menyatakan) baik 35,4 persen, Buruk 32,9 persen, Sedang 29,3 persen,” ujarnya.
Elektabilitas Partai
Lalu bagaimana dengan pilihan partai? Elektabilitas PDIP bertengger diurutan pertama dengan raihan 19,1 persen, unggul beda tipis dari Partai Gerindra 18,2 persen. Kemudian di posisi ketiga ada Golkar 9,3 persen, PKB 7,8 persen, dan NasDem 6,2 persen. Sementara PKS 6 persen, PAN 4,5 persen, Demokrat 4,4 persen, PPP 2,8 persen, serta PSI 2,4 persen.
“Jadi tren PDIP sempat turun di April pada saat isu gagalnya piala dunia U-20, kemudian recover elektabilitas PDIP terutama setelah mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, tapi trennya turun terus. Sementara Gerindra kebalikannya. Kalau kita tarik dari tahun lalu, tren Gerindra konsisten naik. Kemudian Golkar naik turun,” ucap dia.
Alasan utama memilih PDIP, kata Burhanuddin, karena faktor kebiasaan, demikian juga dengan Golkar. “Kemudian mereka yang suka pak Jokowi yang memilih PDIP turun, tinggal 7,4 persen. Nah ini salah satu yang membuat penurunan suara PDIP adalah mereka Jokower yang sebelumnya memilih PDIP, itu mulai pindah ke partai lain,” tegasnya.
Sedangkan responden lebih banyak memilih Gerindra, karena suka terhadap sosok Prabowo. “Di antaranya ada yang suka Jokowi, tetapi milihnya Gerindra 2,6 persen. Mungkin karena Pak Jokowi di mata responden sekarang makin mesra dengan Gerindra,” pungkas Burhanuddin.
Leave a Reply
Lihat Komentar