Megaproyek IKN Bikin Tekor BUMN Karya, Utang WSKT Paling Juara


Sinarmas Sekuritas menyebut perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi mengalami lonjakan utang akibat proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dari empat BUMN konstruksi, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan jumlah utang terbesar.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mencatat bahwa pemenang tender konstruksi untuk proyek di ibu kota baru itu di antaranya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP).

Ike menyebut, Waskita Karya memiliki sejumlah utama yang serius, yakni tingginya utang bahkan rasio utang terhadap aset sangat besar.

Secara umum, emiten BUMN karya masih menghadapi masalah serius terkait utang. “Masalahnya utang. Ditagih enggak bisa bayar,” kata Ike dikutip Sabtu (24/8/2024). 

Sinarmas Sekuritas membeberkan posisi utang dan rasio utang terhadap aset (DAR) BUMN konstruksi di triwulan kedua 2024 di dalam tabel di bawah ini:

Posisi juara utang di kalangan BUMN Karya diraih PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk, sebesar Rp81,33 triliun, atau 89 persen terhadap total asset.

Posisi kedua ditempati PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk senilai Rp56,24 triliun (triwulan I-2024) atau setara 87 persen dari asset (triwulan I-2024).

Posisi ketiga adalah PT PP (Persero/PTPP) Tbk dengan jumlah tang sebesar Rp42,52 triliun, atau 73 persen dari nilai asetnya.

Selanjutnya PT Adhi Karya (Persero/ADHI) Tbk dengan nilai utangnya Rp26,94 triliun, atau setara  74 persen dari aset.

Selain itu, Sinarmas Sekuritas juga membeberkan kontrak baru sejumlah BUMN karya di paruh pertama 2024. Berikut datanya.

Untuk posisi juara ditempati PT Hutama Karya dengan perolehan kontrak anyar senilai Rp12,4 triliun. 

Disusul PT Wijaya karya (Persero/WIKA) Tbk dengan kontrak baru Rp10,24 triliun, PT Adhi Karya (Persero/ADHI) Tbk senilai Rp10,2 triliun.

Kemudian PT PP (Persero/PTPP) Tbk berhasil meraup kontrak baru senilai Rp9,65 triliun. 

Dan yang paling buncit adalah PT Waskita Karya (Perser/WSKT) Tbk dengan kontrak baru Rp2,9 triliun.