News

Menanti Tiket ke Merdeka Utara

Sukses memimpin Jakarta, Anies Baswedan digadang-gadang menjadi Capres 2024. Mungkinkah Anies mengulang sukses bekas Gubernur Jakarta Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2014?

#bagian ketiga dari tiga tulisan

Mungkin anda suka

Suasana Sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta kemarin tampak spesial. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi sirkuit yang rencananya akan digunakan pada Juni mendatang. Kehadiran Jokowi menimbulan tafsir beragam. Ya, politik adalah soal komunikasi non-verbal. Kehadiran RI 1 di arena sirkuit yang selama ini menjadi sasaran kritik para ‘pembenci’ Anies Baswedan dari buzzer Jokowi, membuat situasi berubah. Terlebih Anies adalah politikus ulung. Anies menyopiri Jokowi menggunakan mobil buggy golf saat meninjau arena sirkuit.

“Saya ingin melihat persiapan Formula E. Saya kira untuk trek balapannya sudah siap. Tinggal dikejar paddock dan untuk grand stand, masih ada waktu habis Lebaran. Dan ya kita harapkan di awal Juni bisa melihat balapannya,” kata Jokowi kepada wartawan, Senin (25/4/2022).

Penjelasan lebih rinci disampaikan oleh Anies. Saat ini trek sudah 100 persen selesai. Sirkuit Formula E ini memiliki lima zona dengan panjang lintasan 2,5 kilometer serta memiliki 18 tikungan. Sirkuit juga dilengkapi lintasan yang sengaja dimiringkan, dengan kemiringan enam derajat. Sekarang para pekerja sedang kerja keras menuntaskan paddock, grand stand, dan pagar dengan menggunakan beton. Akan ada beberapa fasilitas bagi tamu-tamu yang menggunakan mal di sebelah sirkuit. Dan Anies memanfaat momen kunjungan itu untuk ‘membungkam’ para buzzer yang kerap menyerangnya soal balap Formula E.

“Terima kasih Bapak Presiden Joko Widodo sudah menyempatkan hadir ke Sirkuit Formula-E di Ancol siang ini,” ucap Anies lewat akun Instagram-nya.

Sebelumnya, banyak pendukung Jokowi yang menyerang Anies Baswedan terkait Balap Formula E. Ketua Umum PSI Giring Ganesha, misalnya, bulan Januari 2022 sempat mendatangi lokasi proyek pembangunan sirkuit Formula E. Dia meragukan proyek itu tuntas sesuai jadwal. ”

“Tadi pagi sidak ke Lokasi Formula E. Ya, beginilah kiranya proyek uang rakyat 2,3 T itu. Pembangunan jalur balapan terlihat dihiasi lumpur yang ‘mengisap’. Tak ada pekerja, yang ada hanya kambing yang berbaris. Miris. Kejar tayang tinggal 5 bulan lagi dengan kondisi begini?” ujar Giring di akun Twitter @Giring_Ganesha.

Tak cuma itu, Giring pun membagikan video suasana proyek yang banyak ditempati kambing milik warga sekitar.

Dan Anies Baswedan adalah politikus yang santun. Ketika itu dia menjawab enteng tudingan Giring itu. Melalui podcast Anies menjawab pertanyaan soal kritik Giring dengan jawaban menohok.

“Ya kasihan juga ya, waktunya longgar betul, kalau kita-kita yang agak sibuk ini nggak cukup waktu untuk keliling-keliling, nggak perlu. Saya nggak usah komentar deh yang itu,” kata Anies Baswedan.

Dan kunjungan Presiden Jokowi kemarin ke arena Sirkuit Fourmula E Jakarta semakin membuat Giring tak berkutik.

* * * * *

Anies adalah antitesa dari Gubernur Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Selama memimpin Jakarta, Ahok dikenal sebagai gubernur yang keras, bahkan kerap dinilai kasar terhadap warga.

Pada 15 Desember 2015, misalnya, Ahok dicegat dua wanita paruh baya yang berniat melaporkan persoalan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sekitar dua menit meladeni laporan itu, Basuki menjawab dengan nada meninggi. Dia menuding ibu itu termasuk oknum penyeleweng KJP.

“Ibu kenapa cairin duit KJP di toko? Ini bukan tokonya yang salah, melainkan ibu yang salah. Bukan cuma toko yang maling. Ibu juga maling. Catat namanya, periksa, penjarain aja dia,” kata Basuki ketus sambil terus menunjuk-nunjuk dua wanita itu. Video cacian Ahok itu kemudian viral.

Gaya komunikasi Ahok yang tak pantas itu bukan cuma sekali-dua. Sebelumnya, Gubernur Ahok juga dikritik karena mengucapkan kata tak pantas, kotoran manusia, dalam wawancara live dengan Aiman Wicaksono dari KompasTV.

Ahok dalam wawancara live itu tengah ditanya soal foto istrinya ketika itu, Veronica Tan, yang duduk di kursi gubernur. Bukan hanya itu saja, tudingan Veronica ikut terlibat dalam revitalisasi Kota Tua juga ditanyakan. Ahok terlihat memerah mukanya, dan nada ucapannya meninggi. Kata-kata ‘nenek’ juga mengiringi, dan kemudian keluar kata tak pantas. Namun, dalam tayangan di YouTube, wawancara dengan Aiman itu sudah disensor.

Dan Anies adalah antitesa Ahok. Selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, tak sekali pun peraih gelar Ph.D dalam bidang Ilmu Politik dari Northern Illinois University, Amerika Serikat ini berbicara dengan nada tinggi. Maklumlah, Anies dibesarkan dalam keluarga intelektual yang sangat menjaga tata-krama.

“Sejak kecil saya tanamkan ahlak dan budi pekerti yang luhur pada anak-anak. Percuma saja punya jabatan dan ilmu tinggi jika tak memiliki dasar ahlak dan budi pekerti,” ujar Profesor Dr Hj Aliyah Rasyid, M.Pd, ibu kandung Anies Baswedan.

* * * * *

Selama memimpin Jakarta banyak tonggak keberhasilan Anies Baswedan. Salah satunya Jakarta International Stadium (JIS). Ini proyek stadion sepakbola yang dibangun di Papanggo, Tanjung Priok. Stadion berkelas dunia yang mampu menampung 82.000 penonton, dan akan menjadi stadion terbesar di Indonesia bahkan dunia, mengalahkan Old Trafford dan Allianz Arena.

Stadion JIS dilengkapi dengan dua lapangan latihan. Lapangan latih ini sudah memenuhi standar Internasional. Stadion yang mulai dibangun pada 2019 ini juga dapat digunakan untuk pertandingan sepak bola, konser musik dan berbagai jenis acara besar lainnya.

Di area pendukung sekitar stadion dijadikan ruang publik dan terdapat plasa untuk shalat. Sedangkan di sebelah Timur stadion dibangun area komersial untuk dijadikan sumber dana perawatan stadion. Area ini akan menjadi pusat ekonomi baru di wilayah Jakarta. Stadion ini memiliki lahan parkir yang dapat menampung 800 mobil dan 100 bus, serta terintegrasi dengan moda transportasi publik seperti MRT, LRT, dan akses tol.

Pada kampanye di Pilkada DKI 2017, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menawarkan 23 janji kampanye untuk membuat Jakarta sebagai kota yang maju dan warganya bahagia. Di antaranya adalah penataan trotoar, integrasi transportasi, pembangunan taman kota, pengadaan rumah DP 0 rupiah, pembagian kartu kesejahteraan, distribusi pangan murah, perlindungan perempuan dan anak, beragam pagelaran bergengsi di Jakarta, program makanan tambahan untuk anak sekolah, perluasan penerima manfaat penggratisan pajak bumi dan bangunan, pengaspalan jalan kampung, aksesibilitas Pulau Seribu, hingga hibah untuk Guru PAUD.

Selama empat tahun dipimpin Anies, Pemprov DKI telah mengerjakan beberapa program yang terintegrasi pemeratan kesejahteraan warga, seperti pengadaan rumah layak dan terjangkau. Pada tahun 2019, rumah DP 0 Rupiah di Nuansa Pondok Kelapa selesai dibangun sebanyak 780 unit. Hingga empat tahun ini, program pembangunan rumah DP 0 rupiah masih terus berlangsung. Sudah ada ratusan unit yang telah dibangun dan telah melalui akad kredit.

Ada empat proyek yang berisi ratusan unit rumah yang ditargetkan rampung 2022 mendatang, seperti Sarana Jaya/ Tower Swasana Pondok Kelapa (400 unit), Sarana Jaya/Nuansa Cilangkap (860 unit), Pasar Jaya/Pasar Senen Blok VI (540 unit), serta Perumnas/ Mahata Lenteng Agung (35 unit).

Rumah DP 0 rupiah ini merupakan satu dari sekian program unggulan lain yang telah terwujud, selain Kartu Pekerja, Kartu Jakarta Lansia, KJMU, KJP Plus, JakLingko (sebelumnya OK OTrip), Jakpreneur (sebelumnya OK OCE), hingga Taman Maju Bersama.

Pemprov DKI Jakarta juga memiliki program untuk membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) bagi para guru, dosen, tenaga pendidik serta pensiunan, termasuk juga veteran, penerima gelar pahlawan nasional, penerima tanda kehormatan presiden, purnawirawan TNI dan Polri, pensiunan PNS, hingga mantan presiden, mantan wakil presiden serta mantan gubernur, dan mantan wakil gubernur yang pernah memimpin Jakarta.

PBB gratis bagi warga kehormatan hanya untuk rumah pertama yang ditinggali. Jika mereka memiliki rumah ke dua tetap dikenakan pajak. Peraturan pembebasan PBB-P2 yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2019.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut persepsi publik Jakarta terhadap kinerja Gubernur Anies sangat baik. Anies dinilai berhasil merealisasikan janji-janji kampanyenya. Tak heran, dalam survei yang digelar IPO pada Februari lalu, elektabilitas Anies Baswedan menempati posisi teratas sebagai kandidat capres 2024.

“Jika dibuka semua nama, Anies mendapat 24,6 persen suara responden. Perolehan itu di atas Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Agus Harimurti Yudhoyono,” ujar Dedi Kurnia Syah.

Pelbagai keberhasilan dan dukungan hasil survei yang selalu tinggi, bukan berarti jalan Anies menuju Istana mudah. Berbeda dengan nama-nama lain yang disebut berpeluang maju, seperti Prabowo Subianto, Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono dan Airlangga Hartarto —, Anies Baswedan tak memiliki kendaraan partai politik. Anies menanti pinangan gabungan partai untuk menggenapi presidential threshold 20 persen seperti ketentuan undang-undang.

Mungkinkah Anies mengulang kisah Jokowi, yang mendapat tiket Pilpres 2014 dari gabungan partai politik?

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button