Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menekankan pembangunan ekosistem kuliner dalam negeri guna menyokong upaya diplomasi ke kancah mancanegara.
“Ini harus kita kembangkan dulu ekosistemnya, karena itu terkait dengan bisnis. Artinya pelaku-pelakunya adalah mereka yang berada di dalam ekosistem kuliner,” kata Menbud Fadli Zon, saat ditemui di Jakarta Pusat, pada Senin (21/4/2025).
Dirinya mengakui kuliner memang produk budaya, dalam pengembangan ekosistem untuk diplomasi tersebut melibatkan peran berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat, seperti para pengusaha dan organisasi-organisasi kuliner.
“Kita ingin mengembangkan ke sana, apa yang menjadi nanti kontribusi pemerintah, apa yang menjadi bagian dari masyarakat kulineri Indonesia dan sebagainya. Nanti saya kira sedang kita arahkan menuju ke sana. Sehingga kuliner kita bisa semakin dikenal dan eksis di dunia,” jelasnya.
Menurutnya, dalam langkah mempromosikan kuliner Indonesia ke mancanegara dimulai dari kualitas produksinya itu sendiri, seperti mengedepankan pengendalian mutu atau quality control yang tinggi.
“Pencapaian artistik dari rasanya kan ini makanan itu rasa, rasanya itu harus puitis gitu loh ibaratnya. Jadi harus enak sekali, autentik. Dan penyajiannya dan penampilannya pun harus menarik sehingga bisa mengundang orang untuk makan dan mengapresiasi,” ujarnya.
Dirinya pun optimistis restoran-restoran Indonesia, akan mampu berkembang di kancah mancanegara.
“Dan saya yakin akan banyak lah ke depan, mungkin restoran-restoran kita baik yang fine dinning maupun cepat saji nanti bisa. Tapi ini harus kolaborasi semua pihak, terutama para pelaku bisnisnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Menbud Fadli Zon mengatakan kuliner khas Minang dari Sumatera Barat layak untuk mewakili kuliner Indonesia ke kancah internasional.
Pernyataan tersebut ia kutip dari diskusi bersama dengan para ahli dan organisasi kuliner, termasuk Chef Ragil hingga William Wongso. Menurut Fadli, kuliner menjadi salah satu bagian dari identitas budaya yang tidak terpisahkan dari orang Minang.
“Luar biasa sebenarnya apa yang dapat dilakukan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). OPK ini sangat banyak, ada 10, termasuk kuliner lokal dan lain-lain. Kebudayaan itu tidak hanya kesenian. Kesenian hanya salah satu unsur dari kebudayaan,” katanya.