PT Transjakarta melakukan tes urine dan nafas kepada sebanyak 100 sopir Mikrotrans di kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat, Rawa Buaya, Cengkareng, Kamis (17/4/2025), untuk memastikan sopir tidak terpapar minuman keras atau narkoba.
“Harapannya ketika pramudi dalam kondisi sehat, tentu tingkat pelanggaran, tingkat kecelakaan yang terjadi di jalur itu bisa diminimalisir sebanyak mungkin,” tutur Petugas Evaluasi Operasi Bagus Darmawan kepada wartawan di lokasi pada Kamis (17/4).
Adapun indikator tes urine yang dilakukan adalah alkohol dan narkoba. “Tadi 100 orang yang kami periksa, semua negatif (alkohol dan narkoba),” kata Bagus.
Selain tes urine, para pengemudi juga menjalani tes nafas dalam rangka memeriksa apakah pengemudi meminum alkohol atau tidak.
Petugas pemeriksa meminta para pengemudi untuk meniup semacam alat pendeteksi dengan moncong selang berdiameter tiga milimeter.
Kemudian hasil tiupan pengemudi bersangkutan akan diperiksa kandungan alkoholnya.
“Jika ada pramudi yang dinyatakan positif itu bakal kita blok. Artinya tidak boleh membawa unit yang bekerja sama dengan Transjakarta. Jadi akan diblok secara otomatis. Jadi kami tidak ada toleransi,” ungkap Bagus.
Agenda tes urine dan tes nafas itu, kata Bagus, dilakukan secara mendadak atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
“Jadi lebih bersifat sidak ya. Kami lakukan random di wilayah Jakarta,” ujar Bagus.