Market

Mendag Lutfi Perintahkan Jajarannya 24 Jam Pantau Persediaan Minyak Goreng

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terus geber inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah wilayah di Tanah Air. Guna memastikan stok dan harga minyak goreng (migor).

Setelah Makassar, Mendag Lutfi menjejakkan kaki di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kali ini, Mendag Lutfi memerintahkan tim Kemendag untuk terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh provinsi. Agar masyarakat bisa mendapatkan migor dengan harga terjangkau.

“Saya telah memerintahkan Tim Kemendag untuk terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh Provinsi agar tidak ada lagi kendala dan hambatan distribusi minyak goreng yang ditemui di lapangan, dan pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau dapat tersedia untuk masyarakat,” tegas Mendag Lutfi di Surabaya, Jumat (18/2/2022).

Dalam sidak lanjutan ini, Mendag Lutfi ditemani jajaran Kemendag, dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Ditemukan beberapa kendala distribusi di lapangan yang menyebabkan harga minyak goreng masih mahal.

Ia terkejut mendengar penjelasan para pedagang. “Kemarin, saya sudah ke Makassar. Di sana barangnya ada dan harganya terjangkau. Mestinya, di Surabaya harganya juga terjangkau. Karena ini hub daripada pengolahan dan distribusi minyak goreng,” terang Mendag Lutfi di Pasar Tambak Rejo.

Di kesempatan itu, sejumlah pedagang langsung ia datangi untuk berdiskusi soal perkembangan sejumlah kebutuhan pokok, terutama minyak goreng. Hasilnya, cukup mengagetkan. Harga migor curah di Surabaya justru lebih mahal ketimbang Makassar.

Mendag Lutfi bilang, harga migor yang dijual di Pasar Tambak Rejo, tidak masuk akal. Selain mahal, barangnya agak susah. Menurut data Kemendag, pasokan minyak goreng yang telah terealisasi di Jawa Timur per 18 Februari 2022, sebesar 14 juta liter.

Data Kemendag juga mencatat, sebanyak 73 juta liter minyak goreng telah digelontorkan selama 4 hari terakhir untuk kebutuhan nasional. “Saya sudah memerintahkan untuk menyetok truk minyak goreng curah seharga Rp 10.500 per liter untuk pedagang di pasar ini. Supaya harga yang dijual ke masyarakat tidak lebih dari Rp11.500 per liter,” ungkap Mendag Lutfi disambut tepuk tangan pedagang dan pengunjung pasar.

Dalam waktu 1 jam, dua truk tangki minyak goreng tiba. Salah satu pengelola pasar memberikan pengumuman melalui pengeras suara. “Truk minyak goreng sudah datang, harganya Rp10.500 per liter. Sesuai perintah menteri perdagangan jualnya Rp11.500 per liter. Tetap jaga protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak,” pesan Mendag.

Selanjutnya Mendag Lutfi beserta tim Kemendag melakukan sidak ke gudang distribusi, distributor, dan pengecer. Dari Surabaya, tim yang dipimpin Mendag Lutfi bergerak menuju Sidoarjo.

Tim tiba di sebuah pabrik PT Cipta Perjasa Oleindo (CPO) di Jl Surowongso 152 Karangbong, Gedangan, Sidoarjo, salah satu distributor minyak goreng terbesar di Jawa Timur. Dari hasil sidak ini, Mendag Lutfi menemukan ribuan kardus berisi minyak goreng kemasan.

Saat sidak hujan pun turun. Namun Mendag Lutfi tetap bersemangat. Dia meminta pimpinan CPO segera mendistrinusikan persediaan minyak goreng kemasan di gudangnya ke pasar.

Anggota Komisi VI DPR, Siti Mukaromah mengapresiasi aksi Mendag Lutfi. Dia bilang, perlu kerja sama dari berbagai elemen baik pemerintah, pelaku usaha migor, masyarakat, distribustior dan penjual.

Dia mendukung penerapan sansk hukum yang tegas kepada penimbun migor. Agar terjadi efek jera. “Sidak untuk memberikan keadilan semua pihak. sidak dengan tujuan karena ada yang menimbun kemudian pemerintah memberikan warning atau bertindak tegas saya sangat setuju karena menimbun itu merugikan masyarakat,” kata Siti.

Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono sangat mendukung Kemendag untuk memangkas atau mempersingkat waktu tunggu pengisian stok minyak goreng di jaringan mini market atau toko swalayan.

Edy mengatakan, jaringan ritel modern sudah mengikuti ketentuan pemerintah dengan menjual minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET). Di sisi lain, ada kekosongan stok di banyak toko swalayan, terutama karena masyarakat banyak yang membeli secara berlebihan. “Kita mengimbau masyarakat untuk membeli minyak sesuai keperluan dan tidak perlu berlebihan karena hanya akan memperburuk situasi,” ujar Edy.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button