Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memastikan materi dan pelatihan coding dan kecerdasan buatan (AI) tidak selalu berbasis internet, sehingga dapat diakses dalam kondisi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terbatas.
Hal tersebut diketahuinya berdasarkan pengamatannya di lapangan yakni materi coding dan AI dapat diakses melalui aplikasi secara luring atau tanpa membutuhkan sambungan internet, selepas pemasangan pertama.
“Materi coding dan AI itu tidak semua berbasis internet. Ada yang sudah menerapkan itu tidak berbasis internet jadi tidak ada internet pun bisa. Saya amati itu bisa diakses setelah menginstal aplikasinya di handphone,” kata Mu’ti, Jumat (29/11/2024).
Dirinya pun mengamati mayoritas para peserta didik telah mendapatkan akses terhadap penggunaan gadget, mulai dari HP, komputer jinjing, hingga komputer tablet, bahkan sebelum mereka memasuki usia sekolah dasar.
Mu’ti berpendapat pemberian mata pelajaran pilihan coding dan AI di tingkat satuan pendidikan sekolah dasar, khususnya mereka yang tinggal di wilayah kota/kabupaten bukanlah sesuatu yang mewah.
Dengan keleluasaan akses terhadap kemajuan sarana TIK tersebut, lanjutnya, pengenalan mata pelajaran pilihan coding dan AI di tingkat sekolah dasar mulai dari kelas 4 menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mempersiapkan generasi baru bersaing di masa depan sekaligus mencegah mereka terjerat dalam judi online berkedok gim daring.
“Jadi itu merangsang mereka untuk berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Daripada untuk main game saja, terus terjerumus ke judi online, ya lebih baik didorong untuk seperti itu kan,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya mendorong para sekolah yang memiliki sarana dan prasarana TIK memadai untuk mulai mengkaji penerapan mata pelajaran coding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah masing-masing.