News

Menengok Rumah Ibu Fatmawati yang Jadi Cagar Budaya

Rumah bergaya Eropa kuno dengan warna bangunan dominan putih nampak asri dengan pepohonan yang tumbuh di pekarangan dan di depan pagar. Rumah bernomor 26 di Selong, Kebayoran Baru, Jaksel, kini berstatus cagar budaya. Bukan sembarang rumah, karena penghuninya merupakan Ibu Negara pertama RI yakni, Fatmawati, yang juga dikenal sebagai penjahit bendera pusaka.

Penetapan rumah seluas sekitar 718 meter persegi dengan luas tanah sekitar 1.400 meter persegi (m2) menjadi cagar budaya termaktub dalam Berita Acara Rekomendasi Nomor 181/TACB/Tap/Jaksel/II/2022. Hal ini dilakukan berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya yang dikeluarkan pada 16 Februari 2022.

Rumah yang menjadi saksi sejarah sepenggal kehidupan Fatmawati masih nampak terawat. Terdapat pohon beringin dan kolam ikan di sisi kiri bangunan rumah. Di teras rumah, terdapat pula tiga bangku berjejer rapi, menunjukkan kesan ramah bagi pengunjung. Luasnya rumah lantaran menyambung menjadi satu dengan rumah belakang yang beralamat di Jalan Sriwijaya II Nomor 9.

Fatmawati menghuni rumah tersebut sejak meninggalkan Istana Negara pada 1953. Fatmawati memilih keluar dari istana sebagai bentuk protes tak mau dimadu suami, Soekarno atau Bung Karno yang memilih menikah dengan Hartini. Walaupun Bung Karno dalam sejarahnya menikahi banyak perempuan selain Fatmawati, namun Ibu Fat tetap menyandang status Ibu Negara.

Whatsapp Image 2023 01 19 At 11.52.28 Am 1 - inilah.com
Teras rumah Fatmawati di Kebayoran Baru, Jaksel. Nampak bagian atapnya nampak lapuk.

Penulis buku-buku bertema Soekarno, Roso Daras, menyebutkan hingga kini tidak ada dokumen perceraian Bung Karno dengan Fat. Artinya keduanya tidak pernah bercerai.

Rumah itu menjadi monumen kesendirian Fatmwawati lantaran anak-anaknya menetap di Istana Negara. Namun rumah bergaya kolonial ini menjadi saksi pernikahan Rachmawati Soekarnoputri dan dr. Martomo Pariatman Marzuki atau Tommy pada 1969, yang turut dihadiri Bung Karno dengan statusnya tahanan di Wisma Yaso.

Roso Daras berharap bahwa anak-anak Fatmawati dan Soekarno bisa lebih merawat rumah peninggalan orang tua mereka yang kini dijadikan cagar budaya. Jangan sampai sejarah hanya terlewat dan tidak dikenang melalui tulisan maupun benda peninggalannya, dengan sejarah kita bisa belajar di masa lalu dan mengubah masa depan menjadi lebih baik.

Whatsapp Image 2023 01 19 At 11.52.27 Am - inilah.com
Rumah Fatmawati di Kebayoran Baru ditetapkan menjadi cagar budaya.

Roso Daras berharap rumah ibu Fatmawati bisa dibuka untuk umum, mengingat bangunan bersejarah berusia lebih dari 50 tahun tersebut memiliki nilai historis yang bisa diajarkan, mulai dari pendidikan, sejarah, maupun kebudayaan. Sebagai anak bangsa dia tentu berharap rumah salah satu istri Soekarno itu memberikan warisan nilai edukasi yang bisa disaksikan langsung, seperti foto, barang peninggalan, hingga konten dari segi sejarah lainnya.

Dengan demikian, diharapkan anak-anaknya bisa mendukung ketetapan rumah ibu Fat sebagai cagar budaya, dengan menyumbang sejumlah dokumen ibunya, benda, artefak, dan sebagainya, sehingga kita bisa memaknai rumah itu tak hanya sebatas cagar budaya semata. Dengan status sebagai cagar budaya yang dibuka untuk umum, nantinya para pelajar bisa membuat kajian mengenai arsitektur bangunan, maupun bahan literasi sejarah mengenai kehidupan ibu negara.

Meski dibuka untuk umum, bangunan tersebut tetap bisa dijaga keaslian dam perawatannya, dengan mengatur jadwal berkunjung, sehingga keluarga punya waktu sendiri untuk melakukan perawatan ataupun mengadakan kegiatan di rumah tersebut. Selain di Jakarta, Fatmawati memiliki rumah asli di Bengkulu yang berada di tempat yang saat ini sudah menjadi kantor BNI Cabang Utama Bengkulu di jalan S. Parman Nomor 34, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu. Lokasinya berjarak sekitar 400 meter dari rumah yang saat ini disebut sebagai Museum Fatmawati Soekarno.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button