Mengais Rezeki di Hajat Politik, Pulang ke Rumah Dada Membusung


Wajah Feri (20) semringah meski panas terik matahari menyengat kepalanya. Tangannya terlihat cekatan menuangkan es teh ke dalam gelas-gelas plastik berukuran 16 Oz, untuk para warga yang berbondong-bondong datang ke acara kampanye pasangan calon Pilkada Jakarta, di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

Di zaman yang sedang sulit seperti sekarang ini, pemuda asal Kalideres Jakarta Barat, mengaku sangat senang bisa menjadi salah satu pedagang yang diminta mengisi stand kuliner acara kampanye. Bagaimana tidak girang, dia bisa meraup Rp1,2 juta dalam waktu singkat, biasanya untuk mendapatkan penghasilan Rp400-500 ribu sehari saja, napasnya sudah megap-megap.

“Saya siapkan 400 gelas untuk acara ini, semuanya diborong panitia. Jadi langsung dibayar Rp1,2 juta. Mantap banget, panitianya hebat,” kata Feri dengan senyum lebar saat berbincang dengan Inilah.com.

IMG_9595.jpeg
Rohman (28) pedagang gorengan di kawasan Jakarta Barat, tengah asik menghitung keuntungan usai dagangannya ludes dibeli peserta kampanye paslon Pilkada Jakarta. (Foto: Inilah.com/Reyhaanah)

Tak jauh dari Feri, sayup-sayup terdengar siulan. Rohman (28) terlihat begitu riang, tangannya yang sawo matang terus mengosok-gosok wajannya. Betapa senang hatinya, gorengan ludes dilahap oleh para peserta kampanye.

Semua dagangannya ludes dibeli, bahkan sebelum acara utama dimulai. Dalam waktu kurang dari dua jam, ia berhasil meraih pendapatan Rp2 juta. “Biasanya jualan keliling baru dapat Rp1,6 juta dalam beberapa hari. Ini sehari saja sudah lebih dari itu,” ungkap Rohman penuh syukur.

“Orang-orang borong gorengan saya sampai habis. Saya lupa bahkan tadi bawa berapa banyak gorengan,” katanya lagi sambil tertawa puas.

Hajat politik Pilkada 2024 menjadi oase bagi para pedagang kecil di tengah himpitan menurunnya daya beli masyarakat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat deflasi pada September 2024 mencapai 0,12 persen, yang merupakan level terdalam dalam lima tahun terakhir.

Bahkan, banyak orang yang terpaksa mengandalkan tabungan untuk mencukupi kebutuhan pokok, sebagaimana ditunjukkan oleh data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Agustus 2024, yang mencatat pertumbuhan simpanan di bawah Rp 100 juta hanya sebesar 0,8 persen secara year-to-date.