Gallery

Mengapa Setiap Bulan Anak Terkena Batuk Pilek?

“Dalam pengamatan saya, kita kembali ke masa sebelum pandemi terjadi. Alhamdulillah, kita bersyukur masa-masa berat sudah terlewati,” kata Arifianto, dokter spesialis anak yang memberikan pencerahan tentang mengapa anak sering mengalami batuk dan pilek.

Pencerahan dari dokter yang akrab disapa Apin itu untuk para orangtua yang kerap bingung, mengapa anak sering mengalami batuk dan pilek hampir setiap bulan. Mengapa hal itu terjadi?

Menurut Apin, setelah 2,5 tahun masyarakat Indonesia menghadapi COVID-19, kini perlahan sudah bisa berinteraksi dengan orang lain.

“Selamat datang di masa ketika anak-anak baru saja beberapa hari sembuh dari batuk pileknya, lalu kena lagi. Baru bulan lalu demam dua hari disertai batuk dan pilek, bulan ini sudah kembali terkena selesma. Rasanya baru dua minggu akhirnya sembuh juga common cold-nya, eh dalam beberapa hari kembali terkena. Wajar memang, karena terjadi tular menular antara satu anak dengan anak lainnya. Bahkan ayah ibunya pun ikut mengalaminya. Muter terus! Ping pong. Enggak kelar-kelar rasanya. Wajar kah?” papar Arifianto seperti mengutip dari akun instagramnya @dokterapin, Jakarta, Jumat, (24/6/2022).

Anak sering batuk pilek tidak berhubungan dengan riwayat terkena COVID-19

Dia menjelaskan, interaksi sudah kembali seperti sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia. Hal tersebut menjadikan dampak karena interaksi antar manusia meningkat, anak-anak mudah saling menularkan antar satu anak dengan lainnya, maka virus penyebab selesma dan influenza pun mudah menyebar.

Satu anak sakit, menular ke yang lainnya, dan ke semua orang di sekitarnya. Hal tersebut menurut Apin sangat wajar terjadi.

“Bukan karena daya tahan tubuhnya yang rendah. Karena memang sejatinya common cold bisa dialami seseorang sampai 12 kali per tahun. Alias sebulan sekali. Pada anak dengan daya tahan tubuh yang normal. Bukan juga karena riwayat terkena COVID-19 yang lalu memudahkan seorang anak menjadi rentan mengalami selesma,” paparnya.

Maka, masih menurut Apin, orangtua tidak perlu heran dan khawatir. Karakter selesma tidak berubah dari dulu sampai sekarang.

“Sama, karena virus yang tidak ada obatnya. Tidak perlu juga konsumsi obat-obatan yang disebut sebagai obat batuk pilek, dan tetap kenali kondisi apa yang harus membawa ke dokter, seperti sesak pada pneumonia dan serangan asma sedang atau berat,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button