Mengenal Apa itu Deflasi dan Bedanya dengan Inflasi


Sebagian masyarakat Indonesia dikhawatirkan dengan deflasi ekonomi yang terjadi beberapa bulan terakhir. Sebab, kondisi ini bisa merugikan pada produsen dan penyedia jasa di pasar.

Pada hari Selasa (1/10/2024), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan September 2024 mengalami deflasi atau penurunan sebesar 0,12% dari bulan ke bulan (month to month/mtm).

Perlu diketahui, selama 5 bulan terakhir, IHK Indonesia terus mengalami penurunan secara beruntun. Deflasi beruntun ini sebetulnya bukan yang pertama kali terjadi.

Kondisi tersebut pernah terjadi di Indonesia ketika dalam masa krisis moneter (krismon) atau krisis finansial Asia pada tahun 1998-1999 silam.

Apa itu Deflasi?

Deflasi adalah kondisi ketika harga barang atau jasa mengalami penurunan dalam periode tertentu.

Jika dilihat secara sekilas, deflasi mungkin dapat memberikan keuntungan bagi konsumen karena membuat mereka memperoleh barang atau jasa dengan harga yang murah. 

Namun, di sisi lain, deflasi juga dapat berdampak negatif dan merugikan produsen barang atau penyedia jasa.

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa kondisi ekonomi di suatu negara sedang tidak stabil, terutama jika terjadi secara signifikan atau terus-menerus.

Perbedaan Deflasi dan Inflasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, deflasi adalah kondisi ketika harga suatu barang dan jasa di pasar menurun dalam periode tertentu.

Sementara itu, inflasi menunjukkan peningkatan harga barang dan jasa di pasar dalam jangka waktu tertentu.

Deflasi yang berlebihan akan merugikan produsen karena hanya bisa memperoleh penghasilan yang rendah saat menjual barang atau jasanya di pasar.

Sedangkan, inflasi yang tidak terkendali bisa menurunkan daya beli konsumen dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Jenis-Jenis Deflasi

Ada dua jenis deflasi yang bisa terjadi ketika kondisi ekonomi di suatu negara sedang tidak stabil, yaitu:

A. Deflasi Sirkulasi

Deflasi sirkulasi merupakan jenis deflasi yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara daya produksi suatu barang dan konsumsi.

B. Deflasi Strategis

Deflasi strategis adalah jenis deflasi yang disebabkan oleh kegagalan kebijakan yang diberlakukan pemerintah atau bank sentral untuk menekan inflasi.

Penyebab Deflasi

Terdapat berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya deflasi di suatu negara, yaitu:

1. Peredaran Uang Menurun

Peningkatan suku bunga di bank sering kali membuat banyak nasabah memilih untuk menabung uang di bank daripada membelanjakannya. Ini bisa menyebabkan menurunnya ketersediaan uang di pasar.

2. Ketersediaan Produk di Pasar Meningkat

Meningkatnya penawaran atau ketersediaan produk di pasar biasanya dipicu oleh produksi suatu barang yang terlalu banyak dan melebihi permintaan (keinginan konsumen untuk membeli barang atau jasa di periode tertentu) di pasar.

Karena pasokan barang di pasar terlalu banyak, pelaku usaha kerap menjualnya dengan harga yang lebih murah daripada biasanya.

3. Penurunan Permintaan

Kondisi ekonomi yang tidak stabil di suatu negara bisa membuat masyarakat cenderung berhati-hati untuk membelanjakan uangnya.

Hal inilah yang dapat menurunkan permintaan yang juga berkaitan dengan peningkatan penawaran atau pasokan barang di pasar.

4. Kebijakan Moneter yang Terlalu Ketat

Deflasi juga kerap dipicu oleh kebijakan moneter yang terlalu ketat dan bisa berdampak pada ketidakstabilan ekonomi di suatu negara.

Salah satu contoh kebijakan moneter tersebut adalah peningkatan suku bunga yang bertujuan untuk menurunkan tingkat inflasi. Namun, jika salah langkah, hal ini bisa berujung pada deflasi.

Dampak Deflasi

Pada dasarnya, deflasi bisa memberikan dampak positif maupun negatif terhadap perekonomian di suatu negara.

Dampak positif:

Dampak negatif:

  • Meningkatnya jumlah pengangguran akibat PHK karyawan di berbagai perusahaan. Hal ini terjadi akibat perusahaan tidak memperoleh keuntungan yang cukup sehingga tidak memiliki dana untuk mempekerjakan orang.
  • Pendapatan negara (devisa) cenderung menurun karena tarikan pajak yang berkurang akibat penurunan pendapatan masyarakat.
  • Para investor kerap memilih untuk menarik kembali modal yang diberikan pada suatu perusahaan karena kegiatan jual beli yang lemah.
  • Perekonomian negara mengalami resesi (penurunan kondisi ekonomi suatu negara dalam jangka waktu yang lama).

.

.

Dapatkan Informasi Terupdate dan Paling Menarik Seputar Ekonomi dan Bisnis di Laman Google News Inilah.com.