News

Mengenal Drone Kamikaze yang Jadi Andalan Rusia

Ratusan kota di Ukraina padam setelah serangan Rusia terhadap infrastruktur penting yang dilakukan drone Kamikaze. Pesawat tak berawak ini menjadi andalan Rusia memporakprorandakan kawasan Ukraina. Bagaimana sebenarnya kekuatan drone Kamikaze?

Mengutip Euronews, serangan drone Kamikaze dilakukan untuk menyerang ibu kota Ukraina Kiev, Senin (17/10/2022) pagi waktu setempat. Hal itu dikonfirmasi oleh kepala staf presiden Ukraina Andriy Yermak melalui aplikasi Telegram.

Mungkin anda suka

Serangan ini merupakan serangan lanjutan Rusia setelah pekan lalu melakukan serangan terhebat yang belum pernah terjadi selama beberapa bulan terakhir ke Kiev dan kota-kota Ukraina lainnya. Serangan pekan lalu, menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai 105 lainnya, serta memicu kecaman internasional.

Ukraina mengatakan Rusia telah menggunakan drone Kamikaze yang dipasok Iran dalam serangan terhadap Kiev, Vinnytsia, Odesa, Zaporizhzhia dan kota-kota lain dalam beberapa pekan terakhir.

Drone telah memainkan peran penting dalam konflik sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada akhir Februari tetapi penggunaannya telah meningkat sejak Moskow memperoleh drone baru dari Iran selama musim panas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan bahwa Rusia telah membeli 2.400 lebih drone Iran, yang semakin meningkatkan momok serangan massal.

Drone Bunuh Diri

Drone Kamikaze atau drone ‘Bunuh Diri’, adalah jenis sistem senjata udara yang populer akhir-akhir ini. Nama drone tersebut berasal dari pilot kamikaze Jepang era Perang Dunia II yang ditakuti, yang melakukan serangan bunuh diri. Pilot ini dengan sengaja menabrakkan pesawat mereka yang berisi bahan peledak ke target musuh.

Drone jenis ini merupakan pesawat tak berawak kecil dikemas dengan bahan peledak yang dapat diterbangkan langsung menuju sasaran berupa tank atau sekelompok pasukan. Biasanya targetnya akan hancur dan meledak. Senjata ini dikenal sebagai loitering munition karena mampu menunggu beberapa saat di area yang diidentifikasi sebagai target potensial dan hanya menyerang setelah target musuh teridentifikasi.

Benda ini dirancang untuk menyerang di belakang garis pertempuran untuk menghancurkan serangan musuh. Jenis drone ini tidak seperti drone militer tradisional yang memiliki ukuran lebih besar dan lebih cepat namun harus kembali ke ‘rumah’ setelah menjatuhkan rudal. Nama ‘Kamikaze’ mengacu pada fakta bahwa drone dapat dibuang.

Mengutip CNN, drone berbentuk kecil, portabel, dan dapat dengan mudah diluncurkan ini memiliki keunggulan utama, yakni sulit dideteksi radar dan dapat ditembakkan dari jarak jauh. Versi drone ini modern memiliki kemampuan melampaui pertahanan tradisional untuk menyerang target dan lebih murah daripada jenis drone lainnya yang lebih besar. Bahkan dengan penggunaan teknologi pengenalan wajah, dapat diprogram untuk mencapai target tanpa campur tangan manusia.

Drone Kamikaze menjadi teknologi canggih lain yang mengubah wajah perang sejak penggunaan pertama secara luas selama konflik antara Armenia dan Azerbaijan pada tahun 2020. Ketika itu, drone Kamikaze yang lebih canggih dipasok oleh Israel kepada Azerbaijan yang menimbulkan kepanikan lawannya.

Beberapa negara telah mengakui menggunakan drone bersenjata seperti itu, sementara yang lain dituduh menggunakannya untuk melakukan serangan rahasia. Menurut militer AS, milisi yang didukung Iran telah menggunakan drone kecil dalam 10 serangan di pangkalan AS di Irak tahun ini. Pemberontak Houthi yang didukung Iran juga menggunakannya untuk meledakkan fasilitas minyak Arab Saudi pada 2019.

Dengan drone ini memungkinkan negara, dan bahkan aktor non-negara dengan sumber daya yang lebih sedikit, untuk menyerang target yang jauh di belakang garis depan. Sebelumnya target seperti ini hanya dapat dicapai dengan pesawat serang atau rudal jarak jauh dengan biaya mahal.

Drone Rusia

Sistem persenjataan ini relatif murah dengan kemampuan untuk berkeliaran dalam waktu lama di medan perang. Ia tinggal menunggu waktu dan target yang tepat untuk menyerang dan bisa menjadi kemampuan kunci bagi militer ke depan. Untuk menangkal senjata jenis ini, harus menambah sistem pertahanan udara untuk melawan atau mengatasinya.

Rendahnya biaya drone Kamikaze dan efektifitasnya yang lebih baik, menurut Channel News Asia, memicu Rusia menggunakan senjata mematikan ini untuk melakukan serangan massal skala besar terhadap Ukraina. Drone Kamikaze ini yang paling mahal hanya beberapa ratus ribu dolar AS tapi ada juga yang lebih murah.

Drone ini bakal terus digunakan mengingat meskipun hanya sejumlah kecil dari kawanan drone yang berhasil melewati sistem pertahanan namun efektif menghantam targetnya. Bahkan tanpa mencapai targetnya, kehadiran reguler drone-drone ini di kota-kota Ukraina yang jauh dari garis depan menghadirkan tekanan psikologis di kota-kota ini sekaligus menabur teror di antara penduduk.

Kamikaze buatan Amerika Serikat mungkin yang paling canggih di kelas drone ini, Rusia, China, Israel, Iran, dan Turki semuanya memiliki beberapa versi. Drone Kamikaze AS juga lebih murah daripada kebanyakan drone lain, dan tersedia dalam dua ukuran, menurut AeroVironment, produsennya.

Drone yang Digunakan Rusia

Militer Ukraina dan intelijen AS mengatakan Rusia menggunakan drone serang buatan Iran. Para pejabat AS sempat mengatakan, Iran telah mulai memamerkan drone seri Shahed ke Rusia di Lapangan Terbang Kashan di selatan Teheran beberapa bulan lalu. Drone ini mampu membawa rudal berpemandu presisi dan memiliki muatan sekitar 50 kilogram. Pada Agustus, pejabat AS mengatakan Rusia telah membeli drone ini dan melatih pasukannya bagaimana menggunakannya.

Ukraina mengklaim pasukannya telah menembak jatuh salah satu drone ini untuk pertama kalinya bulan lalu di dekat Kota Kupyansk di Kharkiv. Ada lebih banyak serangan yang dilaporkan sejak itu. Militer Kiev telah menjatuhkan 17 drone Shahed-136 hari itu saja.

Para pejabat AS mengatakan telah ada beberapa bukti bahwa drone Iran ‘telah mengalami banyak kegagalan’ di medan perang. Menurut foto yang dirilis pihak berwenang Ukraina, Rusia telah mengganti nama Shaheds dan menggunakannya dengan nama ‘Geran’.

Moskow juga memiliki drone Kamikaze sendiri, yang dibuat oleh produsen senjata Rusia Kalashnikov Concern. Ukraina mengklaim pada Rabu pekan lalu bahwa mereka telah menembak jatuh dua drone ZALA Lancet hari itu.

Drone Ukraina

Ukraina sebenarnya juga sudah menggunakan drone Kamikaze untuk menyerang target Rusia. Drone jarak jauh Ukraina, diyakini sebagai sistem yang tersedia secara komersial buatan China, dan menggunakannya sebagai drone Kamikaze yang dimodifikasi pada beberapa kesempatan, termasuk setidaknya satu serangan di Rusia. Ukraina sudah meminta sekutu mereka untuk memasok lebih banyak senjata mematikan jenis ini.

Militer Ukraina juga telah menggunakan drone Kamikaze RAM II, yang dikembangkan oleh konsorsium perusahaan di negara itu. Amunisi pengembara berpemandu presisi ini dapat membawa hulu ledak 3 kilogram dan memiliki jangkauan terbang hingga 30 kilometer.

Kyiv juga mengandalkan sekutunya untuk mendapat pasokan drone. AS telah mengirim beberapa jenis sistem senjata udara ke Ukraina. Ini termasuk drone Switchblade –drone Kamikaze portabel kecil yang dapat membawa hulu ledak dan meledak saat terjadi benturan. Switchblade 300 dan Switchblade 600 yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Amerika AeroVironment.

Drone bunuh diri Switchblade 300 yang lebih kecil memiliki berat sekitar 2,26 kilogram dan dapat terbang hingga 15 menit setiap kali. Ia dapat mencapai target hingga 9,6 kilometer dan bisa dibawa dalam ransel, menurut spesifikasi yang diberikan oleh perusahaan.

Sedangkan Switchblade 600 berukuran lebih besar dengan memiliki berat sekitar 22 kg. Drone ini dapat terbang hingga 40 menit sejauh 32 kilometer untuk mencapai targetnya. Switchblade 600 dikenal sebagai ‘rudal berkeliaran’ yang dapat melayang di sekitar area untuk beberapa waktu dan menargetkan kendaraan lapis baja. Kedua sistem dapat diatur dan diluncurkan dalam beberapa menit.

Pada bulan Mei, AS mengirim drone ‘Hantu Phoenix’ kepada militer Ukraina, yang diyakini mirip dengan Switchblade, meskipun sedikit yang diketahui tentang kemampuannya. Inggris juga telah memberi Ukraina amunisi jenis ini, termasuk 850 drone mikro Black Hornet yang diluncurkan dengan tangan.

Ukraina juga telah menggunakan drone Bayraktar TB2 buatan Turki. Ini telah menjadi semacam simbol perlawanan Ukraina. Namun, ini lebih besar dan dirancang untuk kembali ke rumah setelah menjatuhkan bom atau rudal yang dipandu laser.

Ke depan, perang drone Kamikaze sepertinya masih akan berlanjut baik oleh Rusia maupun Ukraina. Namun, penggunaan persenjataan canggih tanpa awak ini tetap saja akan menargetkan untuk membunuh sesama manusia yang seharusnya dihindari.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button