Hangout

Mengenal Etilen Glikol Diduga Picu Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia kini menyita perhatian mengingat sudah menyerang 131 anak. Penyakit yang kemudian disebut sebagai gangguan akut progresif atipikal ini belum diketahui penyebabnya. Dugaan awal, kasus ini dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terus melakukan investigasi mencari jawaban penyebab penyakit yang disebut-sebut mengancam anak-anak tersebut. IDAI mencatat 131 kasus gangguan ginjal akut misterius yang tidak diketahui penyebabnya (unknown origin) atau Acute Kidney Injury (AKI) Progresif Atipikal pada periode Januari hingga Oktober dari 14 provinsi di Indonesia.

“Per 10 Oktober, yang masuk ke kami, tentu saja ini mungkin tidak representatif seluruh Indonesia, tetapi data yang melaporkan ke IDAI dan berhasil kami kumpulkan dari IDAI cabang itu ada kumulatif 131 kasus,” kata dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) Ketua Pengurus Pusat IDAI, Selasa (11/10/2022).

Awalnya IDAI menduga kasus tersebut terkait dengan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) karena COVID-19. Namun berdasarkan diskusi dan analisis, kasus yang ditemukan ternyata terdapat pula anak yang tidak positif COVID-19 sebelumnya.

Terdapat beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini, mulai dari batuk pilek hingga muntah. Setelah penderita beberapa hari mengalami batuk, pilek, diare, muntah, dan demam, gejala selanjutnya adalah tidak bisa buang air kecil. Sebab, tidak ada air seni/urine yang muncul seperti penderita dehidrasi berat pada umumnya.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr. Eka Laksmi Hidayati menjelaskan, anak-anak yang mengalami penyakit ini datang ke rumah sakit dengan keluhan tidak bisa buang air besar. Namun, memiliki riwayat gejala infeksi seperti diare, batuk dan muntah. jumlah urine, harus segera memeriksakan anak tersebut ke rumah sakit.

“Hanya beberapa hari timbul gejala batuk, pilek demam, kemudian dalam 3 sampai 5 hari mendadak tidak ada urinenya, tidak buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali urinenya,” ungkap dr. Eka. Hal ini kemudian membuat IDAI menyarankan orang tua di Indonesia agar berhati-hati ketika mendapati anak-anak yang alami penurunan.

Ini merupakan gejala awal gangguan ginjal akut progresif atipikal, sebelum kemudian berkembang menjadi hilangnya urine. Setelah melakukan pemeriksaan secara mendetail, IDAI menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan ginjal misterius ini tidak hanya alami gangguan fungsi ginjal. Tetapi juga di berbagai organ lain, seperti hati, meskipun gejala awalnya terjadi gangguan fungsi ginjal.

“Ada tanda tanda peradangan di hati, ada juga gangguan dalam sistem darahnya, ada kekentalan darah gula pati atau penggumpalan darah yang berlebih, dan anak anak ini dalam perjalanannya alami penurunan kesadaran,” jelas dr. Eka.

Kementerian Kesehatan tengah meneliti kasus gangguan ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut progresif atipikal. Dugaan awal, kasus ini dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

“Dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut karena tidak terdeteksi dalam darah. Dugaan mengarah ke intoksikasi (keracunan),” kata dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, Jubir Kemenkes.

Dugaan ini merupakan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang mempunyai kasus serupa. Di Gambia, 69 anak meninggal karena kasus gagal ginjal akibat mengonsumsi obat batuk produksi India yang mengandung senyawa kimia tersebut.

Apakah Etilen Glikol?

Mengutip situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), etilen glikol adalah senyawa industri yang berguna yang ditemukan di banyak produk konsumen. Terutama sebagau senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat (PET) pada botol plastik.

PET digunakan untuk membuat wadah minuman untuk soda, air dan jus, dan serat poliester untuk pakaian, pelapis, karpet, dan bantal. Etilen glikol memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai aplikasi industri lainnya, termasuk pembuatan fiberglass digunakan untuk membuat produk seperti jet ski, bak mandi dan bola bowling. Juga pembuatan tinta untuk pulpen dan tinta lainnya.

Etilen glikol membantu meningkatkan viskositas tinta dan membuatnya lebih kecil kemungkinannya untuk menguap. Zat ini juga digunakan sebagai cairan transfer panas seperti pendingin industri untuk kompresor gas, pemanas, ventilasi, dan sistem pendingin udara dan arena seluncur es. Etilen glikol memberikan sifat pendingin industri yang membantunya mengalir melalui sistem pendingin sambil menahan suhu panas atau dingin yang ekstrem.

Sudah lama senyawa ini dipakai untuk bahan campuran pendingin mesin, karena titik bekunya sangat rendah dan titik didihnya lebih tinggi daripada air. Senyawa ini tak berwarna dan tak berbau.

Etilena glikol, cukup beracun dengan LDLO = 786 mg/kg untuk manusia. Bahaya utama terletak pada rasa senyawa ini yang manis. Karena itu, anak-anak dan hewan sering tak sengaja mengonsumsinya melebihi dosis maksimal yang diperbolehkan.

Ketika terhirup, etilena glikol teroksidasi menjadi asam glikolat dan kemudian menjadi asam oksalat, yang bersifat racun. Etilena glikol dan produk sampingnya yang beracun akan menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal serta dapat bersifat fatal jika tidak segera ditangani. Menelan dalam dosis yang banyak dapat menyebabkan kematian.

Toksisitas etilen glikol sistemik dapat terjadi melalui konsumsi yang dapat menyebabkan penyakit serius. Gejala pertama menelan etilen glikol mirip dengan perasaan yang disebabkan oleh minum alkohol (etanol). Gejala lain mungkin termasuk mual, muntah, kejang, pingsan atau tidak sadarkan diri.

Menghirup uap etilen glikol dapat mengiritasi mata dan paru-paru tetapi tidak mungkin menyebabkan toksisitas sistemik. Etilen glikol tidak menyerap dengan baik melalui kulit sehingga toksisitas sistemik tidak mungkin terjadi. Sementara paparan mata dapat menyebabkan efek kesehatan lokal yang merugikan tetapi tidak mungkin mengakibatkan toksisitas sistemik.

Sejauh ini belum ada penelitian lengkap tentang penggunaan etilen glikol pada produk-produk yang beredar di Tanah Air. Padahal bahayanya cukup menakutkan. Meskipun tak perlu panik, namun kewaspadaan penggunaan produk yang aman bagi kesehatan anak harus menjadi perhatian.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button