Mengenal Golden Period Stroke dan Cara Mengatasinya


Stroke menempati peringkat kedua penyebab kematian di seluruh dunia dan merupakan salah satu penyebab utama kecacatan, sehingga menimbulkan beban ekonomi yang signifikan.

Beban stroke tidak hanya terletak pada angka kematian yang tinggi, tetapi juga morbiditas yang tinggi yang mengakibatkan hingga 50 persen penyintas mengalami cacat kronis. 

Sementara itu, di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Isu peningkatan mortalitas dan morbilitas akibat penyakit stroke menjadi sangat penting untuk pasien bisa ditangai dengan cepat. 

“Secara global, angka mortalitas tahunan akibat stroke adalah sekitar 5,5 juta,” kata dr. Grace F. Indradjaja, M.M, Medical Managing Director Siloam Hospitals Group, Jakarta, Sabtu (31/08/2024).  

Sementara itu, di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Apa Itu Golden period atau Periode Emas pada Stroke?

Golde Period atau periode emas untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen yang disebabkan oleh stroke adalah 4,5 jam. 

Karena itu, pasien stroke harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit yang tepat. Selain itu, kurangnya pengenalan tanda-tanda peringatan stroke merupakan faktor penyebab penting dari keterlambatan pelaporan stroke di rumah sakit.

“Gejala aritmia tidak boleh dianggap remeh karena gangguan irama jantung dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi serius, seperti pembekuan darah di jantung dan emboli yang menyumbat pembuluh darah di otak yang memicu stroke,” kata dr. Peter Gunawan Ng, SpN, FAf Neurologie (DE).  

Masih menurutnya, istilah “Time is Brain” memang dapat dibuktikan dengan mengukur waktu. 

Golden period adalah waktu yang tepat untuk mengurangi risiko cacat permanen hingga kematian pada penderita. Pasalnya, orang dengan serangan stroke memerlukan oksigen dan nutrisi secepatnya untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Bahkan, akibatnya akan sangat fatal meski hanya terlambat 1 detik saja.

Apabila ingin hasil yang maksimal, tim medis perlu mengikuti standar penanganan internasional untuk serangan stroke, yaitu kurang dari 30 menit sejak serangan terjadi. Semakin cepat pemberian obat, maka semakin baik pula hasilnya bagi pasien.

Selama masa golden period pada stroke, pasien harus menerima obat stroke yang disuntikkan ke dalam tubuh. Apabila suntikan tersebut dinilai kurang efektif, maka dokter perlu melakukan trombektomi.

Trombektomi adalah terapi stroke yang dilakukan menggunakan prosedur kateterisasi pembuluh darah. Prosedur ini bertujuan mengeluarkan darah beku dari pembuluh darah otak yang tersumbat. Dengan begitu, aliran darah akan kembali lancar.

Terapi stroke ini biasanya membutuhkan waktu selama 60–90 menit. Trombektomi harus dilakukan dengan segera karena hasilnya tidak akan optimal jika sudah lewat 8–12 jam sejak serangan stroke pertama.

Trombektomi merupakan terapi yang efektif untuk penderita serangan stroke karena tidak memerlukan obat pengencer darah dosis tinggi. Dengan begitu, risiko perdarahan pada penderita stroke juga bisa diminimalkan.

“Untuk penanganan stroke selama tahap akut, beberapa prosedur pembedahan dan pengobatan mungkin diperlukan dan unit perawatan stroke yang memadai terbukti mampu mengurangi risiko kematian dan kecacatan pada pasien,” tambahnya. 

Pertolongan Pertama pada Stroke

Untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada stroke, Anda perlu memahami tanda-tanda dan gejalanya terlebih dahulu. Dalam dunia medis, gejala stroke dapat dikenali melalui metode FAST, berikut masing-masing penjelasannya:

Face (wajah) : Salah satu sisi wajah terlihat tidak simetris.

Arms (lengan): Salah satu lengan terasa mati rasa atau lemas. Apabila mengangkat tangan, salah satu di antaranya akan terlihat lebih turun dari lengan satunya.

Speech (bicara): Kemampuan berbicara menurun/pelo atau hilang.

Time (waktu): Jika seseorang mengalami ketiga tanda tersebut, maka diharapkan untuk segera mencari pertolongan medis.

Sementara itu, beberapa langkah yang dapat dilakukan pada pertolongan pertama gejala stroke adalah sebagai berikut:

  1. Memperhatikan gejala yang muncul berdasarkan FAST dan kondisi penyerta lainnya, seperti pusing, penglihatan terganggu secara tiba-tiba, atau nyeri kepala yang hebat.
  2. Memeriksa pernapasan pasien dan minta pasien untuk mengatur pernapasan dengan baik.
  3. Memperbaiki posisi pasien. Jika memungkinkan, ubah posisi pasien menjadi berbaring atau membaringkan satu sisi tubuh dengan bagian kepala sedikit diangkat.
  4. Segera bawa pasien ke rumah sakit atau hubungi ambulans.