Arena

Mengenal Thifan Po Khan, Kungfu Muslim Berusia 1 Milenium

Bela diri Thifan Po Khan mungkin belum banyak yang mengetahui seni bela diri yang merupakan hasil perpaduan beragam aliran bela diri suku-suku Muslim di dataran Saldsyuk (Seljuk) sampai dataran Cina tersebut. Saat Islam mulai menyebar ke kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur, kaum Muslimin di kawasan ini terus memegang wasiat Rasulullah itu, mempelajari bela diri yang sesuai dengan kebiasaan dan keahlian masyarakat setempat.

Menukil NoDokter, Selasa (22/03/2022) sebagai produk budaya Tiongkok bela diri Thifan Po Khan terlihat pada gerakannya yang mirip dengan gerakan kungfu. Bahkan penggunaan senjata pun mengingatkan pada gerakan wushu. Oleh masyarakat Turkistan Timur yang berada di wilayah Tiongkok beladiri ini dikembangkan dengan sangat pesat.

Pada abad ke-16, Thifan Po Khan sudah dikenal di Indonesia. Saat itu, Raja Kerajaan Lamuri, Sultan Malik Muzafar Syah, mendatangkan para pelatih Thifan dari Turki Timur. Para pelatih itu kemudian disebarkan ke kalangan bangsawan di Sumatera.

Dari Aceh, dua abad kemudian melanjut lagi sebarannya hingga ke Tapanuli, Minang, bahkan “mendarat” di Batavia. Untuk melakukan beladiri ini, dulunya seorang muslim wajib menghafalkan sejumlah Qur’an dan hadits. Inilah salah satu bentuk pertautan itu.

Namun, di era sekarang agaknya hal itu sudah tidak terlalu dijadikan sebagai syarat. Akan tetapi beberapa ajaran Islam tetap disertakan, misalnya hal-hal terkait dengan prinsip seorang muslim. Umpamanya percaya Allah SWT yang dengan kata lain tidak menyekutukan atau percaya pada hal-hal bersifat tahayul. Kemudian prinsip “amar ma’ruf nahi munkar” yang berarti mengajak pada kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Hingga ajaran Rasulullah SAW untuk selalu mengejar ilmu disuntikkan pada pebeladiri Thifan Po Khan.

Karena banyak ajaran dibawa tak heran jika Thifan kemudian meluas. Bahkan sampai ke Indonesia bagian timur. Kaum perempuan juga tak sedikit yang tertarik. Ini karena dalam latihan, antara pria dan wanita dipisahkan. Masing-masing dengan pelatih yang berbeda. Terlebih di pesantren, beladiri ini biasanya termasuk kegiatan ekstrakurikuler. Persis seperti di China, di mana Thifan wajib dilakukan di lanah (atau pesantren).

Beladiri yang mengajarkan sisi agama dan kekuatan fisik plus mental

Beberapa kali pula perguruan Thifan dengan berbagai aliran melakukan eksebisi. Salah satu perguruan Thifan yaitu Thifan Tsufuk mengenalkan setidaknya tujuh bab latihan. Dimulai dari pukulan dan langkah, kemudian tendangan, kombinasi pukulan dan tendangan, kuncian, serangan hingga serangan dengan senjata.

Sebelum memulai latihan, umunya dilakukan pemanasan lebih dahulu. Awalnya berupa pemanasan umum seperti gerakan persendian di seluruh tubuh juga melakukan aerobik dilanjutkan dengan pemanasan khusus meliputi teknik beladiri yang bersifat ringan tanpa mengeluarkan tenaga besar.

Setelah itu, tamid (julukan bagi murid Thifan) meneruskan dengan latihan utama. Seluruh teknik sesuai dengan tingkatan diajarkan. Sampai setelah itu bagian terakhir digelar relaksasi atau cooling down.

Dengan olah fisik seperti ini, berbagai manfaat Thifan bisa diperoleh. Misalnya saja;

  • Peningkatan kekuatan fisik bahkan tamid mengaku ketika sedang flu berlatih Thifan membuatnya lekas sembuh. Beladiri ini membantunnya membuang racun dan mikroorganisme yang mengganggu tubuh lewat pembuangan keringat.
  • Pelatihan untuk pernafasan, ini merupakan cara terbaik untuk melatih pernafasan dan menjaga organ pernafasan hingga ke paru-paru. Anda belajar mengelola proses mengambil udara dan membuangnya.
  • Pengembangan koordinasi saraf dan alat gerak serta menjaga kesimbangan tubuh melalui gerakan-gerakan yang melibatkan kolaborasi otak, sistem saraf dan organ lain. Secara otomatis juga membantu meningkatkan refleks.
  • Penenangan pikiran, menjernihkan mental, sebagai efek dari konsentrasi tinggi.

Maka, beladiri Thifan mengajarkan lebih banyak hal lagi. Selain sisi agama, budaya, juga fisik dan mental.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button