Hangout

Mengenal Tomcat, ‘Musuh’ Pebasket Indonesia di SEA Games Kamboja

Atlet basket Indonesia di SEA Games 2023, Brandon Jawato, mengaku sempat digigit Tomcat, sejenis serangga yang menyebabkan peradangan di kulit. Apa bahayanya serangga ini dan bagaimana cara mengatasi gejalanya agar tidak menjadi parah?

Serangga jenis Tomcat itu menyerang Brandon saat menginap di perkampungan atlet SEA Games 2023, di Phnom Penh, Kamboja. Tomcat atau semut semai adalah serangga sejenis kumbang yang dikenal beracun. Meski berukuran kecil, serangan dari Tomcat bisa membuat iritasi kulit cukup parah.

Tak seperti serangga lain yang umumnya hanya menimbulkan bentol di kulit, gejala awal terkena racun Tomcat dapat berisiko menyebabkan dermatitis kontak. Tak hanya di Kamboja, tomcat juga banyak berkeliaran di wilayah Indonesia.

Mengutip situs IPB University, Tomcat atau disebut juga Rove beetle merupakan kumbang anggota dari genus Paederus. Genus Paederus memiliki kurang lebih 25 spesies. Beberapa spesies yang dilaporkan dapat menyebabkan iritasi pada kulit adalah Paederus fuscipes, Paederus riparius, Paederus Alfieri, Paederus sabaeus, dan Paederus signaticornis.

Spesies yang banyak dijumpai di pemukiman penduduk sekitar persawahan adalah Paederus fuscipes, yang biasanya berkembang biak di tanaman padi atau kedelai dan bertindak sebagai predator pemakan serangga kecil lainnya. Serangga jenis ini umumnya hidup pada daerah dengan iklim tropis yang hangat pada sisa-sisa tumbuhan, bisa juga di bawah bebatuan, atau tanah yang lembap sehingga banyak ditemukan pada daerah persawahan.

Serangga ini memiliki panjang tubuh 10mm dan lebar 2mm. Umumnya, serangga jantan berukuran lebih kecil dari betina. Ia memiliki kepala hitam, dada merah dan sebagian perut merah dengan runcing di ujung perut. Ciri yang mencolok dari serangga ini selain warnanya yang hitam dan merah adalah sayap depan yang pendek, hanya menutupi sebagian perut. Serangga dewasa dapat terbang dengan sangat baik dan saat tidak terbang, sayapnya terlipat ke belakang di bawah sayap depan.

Sebetulnya serangga tersebut tidak bermaksud untuk mengganggu pemukiman manusia, melainkan manusia yang menarik serangga tersebut untuk datang ke rumahnya. Sawah dan lahan pertanian yang dipanen telah mengganggu habitat dan makanan serangga dan mereka mencari habitat lain di sekitarnya.

Tomcat juga bersifat tertarik dengan cahaya sehingga sering kali menyebabkan paparan pada orang-orang yang tinggal dekat sawah atau bekerja pada lingkungan gelap dengan bantuan lampu sehingga sering disebut sebagai ‘night burn‘.

Pada tahun 2004 sempat terjadi masalah banyaknya serangga kecil yang masuk ke rumah-rumah di komplek perumahan di Gresik. Serangga tersebut muncul di rumah penduduk pada malam hari dan cairan serangga tersebut dapat menyebabkan kulit melepuh.

Selanjutnya, pada tahun 2007, pekerja di anjungan pengeboran minyak di lepas pantai utara Pulau Jawa, yang terletak menghadap Karawang dan Indramayu, dilaporkan mengalami kulit melepuh karena cairan dari serangga kecil berwarna merah dan hitam.

Menurut dr. I.G.A.A Dwi Karmila, SpKK(K) dari RSUP Sanglah Denpasar, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI, gejala yang disebabkan oleh Tomcat dikenal dengan paederus dermatitis. Sengatannya ditandai dengan gelembung berair atau lenting dan kemerahan pada kulit dengan mulainya gejala muncul secara tiba-tiba pada bagian tubuh yang terpapar zat pederin (racun pada serangga itu) dalam 24 jam setelah paparan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pederin dapat menghambat sintesis DNA dan bersifat antitumor. Pederin sebenarnya adalah zat beracun untuk pertahanan serangga terhadap predator, seperti laba-laba, dan lain-lain.

“Kontak dapat terjadi secara langsung antara racun dengan kulit, maupun secara tidak langsung melalui handuk, baju, atau alat lain yang tercemar oleh racun serangga tersebut,” katanya. Gejala dapat berkembang di seluruh bagian tubuh, namun cenderung lebih sering terjadi pada bagian-bagian tubuh yang terbuka seperti misalnya kepala, lengan, tangan, dan tungkai. Setelah kelainan di kulit mengering, bisa menimbulkan bekas berupa bercak berwarna keputihan atau kehitaman.

Hal yang perlu diketahui apabila menemukan Tomcat merayap di permukaan tubuh, sebaiknya disingkirkan dengan lembut, meniupnya atau meletakkan selembar kertas sehingga dapat berpindah dari tubuh kita. Sebaiknya tidak memencet atau menghancurkan Tomcat tersebut. Hal ini disebabkan karena racun Tomcat akan cepat menembus kulit, sehingga orang yang terkena gigitannya harus sesegera mungkin mencuci bagian tubuh yang digigit.

Hindari menggosok terlalu keras karena bisa menyebabkan kulit menjadi luka dan iritasi yang meradang. Hindari juga menggunakan pakaian yang sama setelah digigit oleh tomcat.  Akan tetapi, jika dirasa secara tidak sengaja mungkin telah menghancurkan Tomcat, maka segera mandi dan cuci barang-barang yang diduga mengalami kontak dengan pederin.

Keberadaan Tomcat sebaiknya diamati dengan memeriksa area-area dekat cahaya seperti di dinding atau langit-langit. Tomcat dapat dibasmi dengan insektisida atau dengan memukulnya menggunakan benda lain sebagai perantara, jangan langsung bersentuhan dengan kulit. Pemasangan jaring penyekat pada pintu dan jendela atau pemasangan kelambu saat tidur juga dapat dilakukan untuk mencegah Tomcat masuk.

Penanganan pertama yang dapat dilakukan ketika terjadi paparan adalah mencuci area yang terkena dengan air bersih dan sabun untuk menghindari penyebaran pederin ke area yang lebih luas sehingga dapat membatasi penyebaran. Apabila bagian tubuh yang terkena adalah mata, bilas mata dengan air bersih. Kompres dingin dapat dilakukan pada bagian tubuh yang terkena.

“Namun, jika gejala semakin parah, maka diperlukan konsultasi dengan dokter. Penanganan tambahan yang diberikan dapat berupa pemberian obat oles anti radang seperti steroid, anti gatal seperti antihistamin,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button