Dalam majelis ilmu yang diadakan di Jakarta oleh Radio Rodja, Ustaz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. menyampaikan pemahaman mendalam tentang konsep ‘Siyahah’ atau pariwisata dalam Islam yang diartikan sebagai bentuk jihad fiisabilillah, merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Dalam kajiannya, Ustaz Mubarak mengutip hadits yang disampaikan oleh Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu, yang menceritakan pertanyaan seorang sahabat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
وعنْ أبي أُمامَةَ ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ رَجُلاً قالَ : يا رسولَ اللَّه ائذَن لي في السِّياحةِ . فَقالَ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إنَّ سِياحةَ أُمَّتي الجِهادُ في سبيلِ اللَّهِ ، عَزَّ وجلَّ » رواهُ أبو داود بإسناد جيِّد
“Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk bepergian ke negeri orang lain (pariwisata).” Jawaban Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggarisbawahi inti dari siyahah: “Sesungguhnya bepergian (berpariwisata) bagi umatku itu adalah berjihad fiisabilillah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang baik).
Ustaz Mubarak menekankan bahwa dalam Islam, setiap perjalanan yang dilakukan dengan niat berjuang di jalan Allah merupakan jihad, yang bisa berwujud dalam bentuk peperangan yang sesuai dengan syariat Islam atau perjalanan dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam.
Lebih lanjut, pembahasan di majelis tersebut juga merujuk pada hadits lain yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma, yang mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
وعَنْ عبدِ اللَّهِ بن عَمْرو بن العاص ، رضي اللَّه عنهمَا ، عنِ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: « قَفْلَةٌ كَغزْوةٌ » . رواهُ أبو داود بإسناد جيد
“Kembali dari peperangan itu pahala (perjalanannya) sama.” (HR. Abu Dawud dengan isnad yang baik). Ini menunjukkan bahwa perjalanan kembali dari jihad juga memiliki nilai dan pahala yang besar.
Dalam kajian ini, hadits dari As-Saib bin Yazid Radhiyallahu ‘Anhu juga dibahas, dimana ia mengisahkan tentang penyambutan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang kembali dari peperangan Tabuk, menunjukkan betapa pentingnya menyambut para pejuang yang kembali dari jihad, sebagai bentuk penghargaan dan kegembiraan atas pengorbanan mereka.
وعن السائب بن يزيد و رضي اللَّه عنْهُ ، قالَ : لمَّا قدِمَ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَنْ غَزوةِ تَبُوكَ تَلَقَّاه النَّاسُ ، فَتَلَقَّيْتُهُ مع الصِّبيانِ على ثَنيِّةِ الوَداعِ . رواه أبو داود بإسناد صَحيحٍ بهذا اللفظ ، وَرَواه البخاريُّ قال : ذَهَبْنَا نتَلقَّى رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَعَ الصِّبيَانِ إلى ثَنِيَّةِ الوَداعِ
Dari As-Saib bin Yazid Radhiyallahu ‘Anhu, katanya: “Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang dari peperangan Tabuk, lalu disambut oleh orang banyak. Maka Aku pun juga menyambut beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama beberapa anak kecil dari sebuah gunung bernama Tsaniyyatul wada’.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih. Dengan redaksi ini juga diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, katanya: “Kami pergi untuk menyambut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama beberapa anak-anak kecil di bukit Tsaniyyatul wada’.”)
Majelis ditutup dengan pembahasan hadits Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu, yang mengingatkan tentang tanggung jawab setiap Muslim dalam mendukung jihad:
وعَنْ أبي أُمَامَةَ ،رضي اللَّه عَنْهُ ، عَن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « مَنْ لم يغْزُ ، أوْ يُجهِّزْ غَازياً ، أوْ يَخْلُفْ غَازياً في أهْلِهِ بِخَيرٍ أصابَهُ اللَّه بِقَارِعةٍ قَبْلَ يوْمِ القِيامةِ » . رواهُ أبو داود بإسناد صحيحٍ
“Siapapun yang tidak pernah mengikuti peperangan, atau tidak pernah membantu persiapan untuk orang yang akan berjihad, atau dia tidak menggantikan pada keluarganya orang yang pergi berperang, maka Allah akan menimpakan kepadanya satu bencana sebelum datangnya hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih).
Kajian ini mengajak jemaah untuk lebih mendalami dan menghayati konsep jihad sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, melalui berbagai bentuk dakwah, ilmu, atau peperangan dalam rangka mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai Islam. Wallahu a’lam bishawab.