Market

Menhub Sebut Kecelakaan Banyak Terjadi pada PO Bus Ilegal

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, banyaknya kasus kecelakaan bus  di perusahaan otobus atau PO bus ilegal yang tidak terdaftar.

“Kami tengarai bahwa laka-laka (kecelakaan lalu lintas) bus ini dilakukan oleh bus-bus yang tidak terdaftar, pengemudinya pun tidak terdaftar,” kata Menhub Budi Karya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Senin (23/5/2022).

Sebelumnya kecelakaan bus terjadi di sejumlah lokasi, salah satunya di Ciamis, Jawa Barat, sebuah bus mengalami kecelakaan dan menewaskan empat orang setelah sebelumnya diduga mengalami rem blong.

Kecelakaan bus juga terjadi di Tol Surabaya-Mojokerto KM 712 pada Senin (16/5). Belasan orang dilaporkan meninggal dunia.

Namun Menhub meminta semua pihak tidak saling menyalahkan terkait sejumlah kecelakaan bus tersebut. Ia meminta jajarannya beserta dinas perhubungan di daerah mampu memastikan seluruh bus laik jalan sebelum beroperasi.

“Saya minta pada Pak Dirjen untuk melakukan koordinasi dengan dishub bahwa tidak semua bus itu bisa (laik) berjalan. Kita harus melihat kelaikannya, umur dari bus, kelaikan dari bus, kelaikan daripada pengemudi, dan izin kepada pemilik,” kata Menhub.

Di sejumlah lokasi, menurut dia, beberapa bus dilaporkan tidak memiliki izin, belum dilakukan ramp check (inspeksi keselamatan kendaraan umum), dan pengemudinya juga bukan pengemudi sebenarnya.

“Sejak awal saya mengatakan bahwa perjalanan-perjalanan wisata harus menggunakan kendaraan-kendaraan yang sudah di-ramp-check. Artinya, kemenhub, polisi, atau dishub melakukan penelitian terhadap mobil yang akan jalan,” katanya.

Ia juga berharap pihak kepolisian saat melakukan penilangan mampu memastikan bahwa bus tidak dikemudikan oleh sopir tembak atau sopir pengganti.

Selama ini, menurut Menhub Budi Karya, banyak pula pengemudi bus pariwisata yang menyupir sendirian, bahkan kadang tidak memahami jalan.

“Untuk jarak yang lebih dari delapan kilometer mereka (sopir) sendirian,” kata dia. [ipe]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button