Menkes Bocorkan Rencana Polisi Gelar Perkara Kasus Bully Dokter Undip


Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pihak kepolisian akan melakukan gelar perkara kasus dugaan perundungan terhadap mahasiswi anestesi pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip).

“Polisi kalau tidak salah ada gelar perkara hari Jumat ini bersama ibu Irjen (Kemenkes). Sesudah itu saya rasa lebih jelas kasusnya,” kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).

Ia menyebut kasus ini memang sudah dilimpahkan ke Polda Jawa Tengah (Jateng), sejak dua pekan lalu.

Terkait rekaman yang ia serahkan kepada pihak kepolisian, dirinya membeberkan sudah mendapat pernyataan dari pihak keluarga korban.

“Saya dikasih (pernyataan) oleh keluarga waktu saya menjenguk di Tegal, waktu bapaknya (korban) ada di sana, kan diskusi sama keluarga, kita diberikan banyak bahan dari mereka. Biarkan prosesnya berjalan normal,” tegasnya.

Terkait sanksi yang nantikan akan diberikan, Budi menyatakan ada tahapannya dan berdasarkan jenis kesalahan mulai dari teguran, diberhentikan agar pelaku tak mengajar di RS Kariadi, hingga pencabutan STR-SIP. Namun, kata dia, tentu hal ini masih menunggu pemeriksaan dari pihak Polda Jateng.

“Kalau (sanksi untuk) kampusnya bukan ranahnya kita, RS-nya ranahnya kita. RS yang memang ada kasus bullying itu harus diputus. Ini kan sudah meninggal, kok meninggal masih ditutup-tutupi. Aku rasa jangan,” ujarnya.

Ia bahkan sempat merasa begitu prihatin, saat melihat ayahanda dari dr. Aulia Risma Lestari jatuh sakit ketika mengetahui putrinya meninggal dunia.

“Saya menerima rekaman waktu anaknya mengeluh kepada (bapaknya), anaknya sambil nangis dan memang kasihan sekali, saya paham anak kesayangan meninggal saya pasti stres, aku rasa sudah saatnya ini berhenti. Kalau menurut saya, karena RS di bawah (kendali) saya, enggak boleh ada praktik-praktik seperti ini,” tutur Budi.

“Kalau ada praktik seperti ini jangan di RS saya deh, di rumah sakit yang lain. Dan saya akan tegas di situ, karena ini sudah makan nyawa. Ini sudah puluhan tahun, kalau mereka mau masih terus melakukan ini ya jangan di RS saya,” tandasnya.