Hangout

Menkes: Vaksinasi COVID-19 Nasional Masuk Peringat 5 Besar Dunia

menkes: vaksinasi-covid-19-nasional-masuk-peringat-5-besar-dunia

Penanganan COVID-19 di Indonesia terbilang produktif. Pasalnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia masuk ke dalam peringkat lima dunia dalam penanganan vaksinasi untuk mencegah penyebaran COVID-19.

“Untuk vaksinasi kami bisa laporkan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat lima dunia. Kita berada di bawah Amerika, China dan India. Kita sudah memberikan hampir 450 juta dosis vaksin yang di suntikan ke 204 juta orang,” katanya melaui media virtual, Jakarta, Kamis (05/01/2023).

Budi Gunadi menyebut vaksin COVID-19 berhasil menurunkan kasus di Indonesia. Artinya, program vaksinasi yang telah diberikan terbilang efektif.

“Vaksinasi ini sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus COVID-19 di Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa program vaksinansi kita dilakukan dengan cukup efektif,” lanjutnya.

Lebih lanjut, bertambahnya varian baru saat ini tidak membawa lonjakan kasus COVID-19 meningkat.

“Adanya gelombang varian baru sesudah omicron, yaitu BA4, BA5 dan yang terakhir ini BQ1 dan XBB ternyata tidak membuat lonjakan yang berarti di Indonesia baik dari sisi kasus, hospilatisasi maupun yang meninggal,” ujarnya.

Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan, Sabtu (17/12/2022), vaksinasi dosis ketiga atau vaksin penguat (booster) pertama sudah diberikan pada 28,91 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19, sebanyak 234.666.020 orang.

Dalam keterangan tertulis Satgas COVID-19 yang diterima, jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 bertambah 17.291 orang sehingga telah mencapai 67.864.300 orang.

Lebih lanjut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakini tidak akan ada lonjakan kasus COVID-19 saat libur Natal dan Tahun Baru 2023 mengingat penularan yang disebabkan varian baru telah menurun.

“Mudah-mudahan tidak ada (lonjakan kasus) karena varian barunya sudah turun sekarang,” katanya.

Ia mengatakan lonjakan kasus bukan disebabkan oleh mobilitas, tapi berkat munculnya COVID-19 varian baru.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button