Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Duta Besar AS untuk RI Kamala S. Lakhdhir di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Pertemuan ini bertujuan untuk membahas kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh AS dan langkah-langkah untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
Pengenaan tarif impor resiprokal sebesar 32 persen kepada Indonesia mulai berlaku pada hari ini, 9 April 2025. Merespons hal tersebut, Pemerintah Indonesia siap menempuh berbagai upaya negosiasi untuk memfasilitasi kepentingan kedua negara dalam menyeimbangkan neraca perdagangan.
“Indonesia akan mengedepankan jalur negosiasi dan tidak melakukan tindakan retaliasi, sejalan dengan negara ASEAN lainnya. Negosiasi kita upayakan dengan revitalisasi Indonesia-US Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang sudah berlaku sejak 1996,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resminya yang diterima Inilah.com, Rabu (9/4/2025).
Menko Airlangga menyatakan akan menempuh beberapa kebijakan strategis sebagai upaya negosiasi terkait tarif impor AS. Beberapa di antaranya adalah melakukan deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs) melalui relaksasi TKDN bagi sektor ICT dari AS, seperti GE, Apple, Oracle, dan Microsoft. Pemerintah Indonesia juga akan melakukan evaluasi terhadap kebijakan Lartas dan mempercepat proses sertifikasi halal.

Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga dan Dubes Lakhdhir juga mendiskusikan langkah-langkah kebijakan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan barang dua negara. Menko Airlangga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia akan menyiapkan insentif fiskal dan nonfiskal untuk mendorong impor produk AS dan menjaga daya saing produk ekspor Indonesia ke AS.
Merespons hal tersebut, Dubes Lakhdhir menyampaikan bahwa Kedutaan Besar AS di Jakarta berkomitmen untuk memfasilitasi upaya komunikasi dan negosiasi yang akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
“Kami telah berkomunikasi dengan Secretary of Commerce dan USTR terkait rencana Pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi dan kami siap mengatur rencana pertemuan dengan pihak strategis lainnya jika dibutuhkan,” ungkap Dubes Lakhdhir.
Menutup pertemuan, Menko Airlangga menegaskan bahwa AS merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.
”Kami percaya bahwa dengan mengedepankan dialog dan sinergi yang baik, kedua negara dapat saling bekerja sama untuk hubungan dagang yang seimbang dan saling menguntungkan,” pungkas Airlangga.