Menlu Retno Klaim IAF 2024 Genjot Kerja Sama Bisnis hingga 600 Persen


Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan Indonesia-Africa Forum (IAF) telah menghasilkan peningkatan kerja sama di berbagai bidang bisnis.

“Kesepakatan bisnis di IAF kedua ini melonjak tinggi dibanding IAF pertama yang diselenggarakan tahun 2018. Terdapat peningkatan sekitar 600 persen dibanding IAF pertama yang mencatatkan kesepakatan bisnis sebesar 586 Juta USD,” ucap Retno saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2024).

Ia menambahkan, IAF 2024 juga menghasilkan beberapa penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding, seperti MoU pengelolaan panas bumi dan tenaga matahari, MoU kerja sama farmasi dan transfer teknologi vaksin, dan juga LOI atau Letter of Intent pembelian dan perawatan pesawat oleh Republik Demokratik Kongo dan juga dengan Senegal.

“Penyelenggaraan IAF kedua ditutup dengan high note, dengan naiknya angka deliverables atau kerja sama konkret senilai 3,5 Miliar USD yang terdiri dari sektor energi, kesehatan, pangan, infrastruktur, dan industri strategis,” tuturnya.

Retno menyimpulkan tiga hal penting dari IAF 2024 ini, pertama Bandung spirit yang terus menjadi rujukan dalam pelaksanaan kerja sama Selatan-Selatan. Rata-rata keinginan kerja sama mereka adalah peningkatan di bidang perdagangan, peningkatan investasi terutama di pembangunan, infrastruktur, industri hilir, pertanian, energi, kesehatan, dan lain-lain.

“Kedua, kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Kemitraan yang saling menguntungkan dan tidak terkait dengan ambisi geopolitik menjadi alternatif kerja sama yang kita butuhkan,” ucap dia.

Lalu poin ketiga, yakni mengenai kerja sama pembangunan. Pengembangan kapasitas yang diharapkan oleh negara-negara Afrika antara lain di bidang pertanian dan industri hilir.

“Dan guna memberi impact yang lebih besar, maka kerja sama triangular menjadi salah satu pilihan yang tepat,” tutur dia.