News

Menlu Retno Sebut Indonesia Masih Kaji Keuntungan Gabung BRICS


Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia terus mengkaji kemungkinan untuk bergabung dengan aliansi perdagangan BRICS, dan sedang mempelajari keuntungan yang akan diperoleh dari keanggotaan tersebut.

BRICS adalah aliansi ekonomi yang awalnya terdiri dari lima negara berkembang, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kemudian pada 1 Januari 2024, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Iran, dan Ethiopia bergabung dengan BRICS, sehingga anggotanya bertambah menjadi 10 negara.

Di saat banyak negara-negara berkembang yang mengutarakan keinginan untuk bergabung dengan BRICS, Menlu Retno justru mengatakan bahwa Indonesia tidak akan terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan.

“Politik luar negeri kita selalu diperhitungkan dengan matang, tidak ada keputusan yang begitu saja dikeluarkan. Jadi untuk saat ini Indonesia masih terus mempelajari keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan bergabung dalam BRICS,” kata Menlu Retno dalam Diskusi Kilas Balik Diplomasi Indonesia di Media Center Indonesia Maju, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

Lebih lanjut, Menlu menuturkan bahwa Indonesia secara prinsip membuka pintu kerja sama dengan semua pihak selama kerja sama tersebut saling menguntungkan.

Indonesia, kata dia, juga berhubungan baik dengan negara-negara anggota BRICS, bahkan mencatatkan nilai perdagangan terbesar dengan salah satu anggota, yaitu China.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai perdagangan Indonesia-China pada periode Januari–Oktober 2023 tercatat US$104,84 miliar.

“Jadi kalau kita belum masuk BRICS, hubungan kita dengan masing-masing negara (anggota) terjaga dengan sangat baik,” ucap Menlu Retno.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button