Mensesneg Respons Demo “Indonesia Gelap”: Efisiensi Anggaran tak Ganggu Pendidikan, KIP & LPDP Tetap Jalan


Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengimbau mahasiswa yang menggelar aksi ‘Indonesia Gelap’ untuk lebih jeli dalam menyikapi isu efisiensi anggaran yang menjadi salah satu tuntutan mereka. Menurutnya, efisiensi yang dilakukan pemerintah tidak berdampak pada sektor pendidikan.

“Tapi kalau boleh mengimbau, adik-adik mahasiswa minta tolong juga untuk lebih jeli. Karena yang kemarin disampaikan soal efisiensi anggaran sudah dijelaskan secara detail sejak Jumat,” kata Prasetyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

Ia menegaskan bahwa pemangkasan anggaran tidak berimbas pada program pendidikan, termasuk Kartu Indonesia Pintar (KIP), beasiswa Indonesia Pintar (IPI), maupun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Bahwa tidak betul itu, tidak ada yang berdampak terhadap pendidikan. KIP, IPI, beasiswa tetap berjalan, LPDP juga tetap berjalan,” tegasnya.

Prasetyo juga menekankan bahwa pemerintah tetap membuka ruang dialog dan siap menerima kritik sebagai bentuk koreksi terhadap kebijakan yang diambil.

“Kami di pemerintahan akan terus menerima masukan. Karena bagi kami, masukan-masukan itu adalah koreksi bagi kami,” ujarnya.

Aksi ‘Indonesia Gelap’ dan Reaksi Pemerintah

Sebaga informasi, Aksi ‘Indonesia Gelap’ digelar selama dua hari, sejak Senin (17/2) hingga Selasa (18/2), oleh mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil sebagai bentuk desakan pertanggungjawaban pemerintah terhadap kondisi negara yang mereka nilai semakin memburuk.

Di Jakarta, aksi ini terpusat di kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat, dengan pengamanan ketat dari 1.623 personel kepolisian. Jalan Medan Merdeka Barat yang berdekatan dengan Istana Negara ditutup menggunakan beton untuk menghalau massa, sementara arus lalu lintas dialihkan.

Di media sosial, tagar #IndonesiaGelap menjadi trending di platform X, dengan banyak warganet mengungkapkan keresahan mereka terhadap situasi terkini di Indonesia.

Terkini, tagar ini juga dikaitkan dengan aksi penolakan program makan siang gratis di Wamena, Papua, pada Senin (17/2), yang berujung ricuh setelah kepolisian membubarkan demonstrasi pelajar. Massa aksi di Wamena menuntut pendidikan gratis dan penarikan militer dari Papua.