Mentalitas Emma Raducanu Dipertanyakan di Tengah Tren 4 Kekalahan Beruntun


Petenis Emma Raducanu kembali mengalami kekalahan di putaran pertama WTA 1000 Qatar Open setelah takluk 3-6, 5-7 dari petenis peringkat 26 dunia, Ekaterina Alexandrova, Minggu (11/2). Kekalahan ini memperpanjang rentetan hasil buruknya menjadi empat pertandingan beruntun dan membuat catatannya di musim 2025 menjadi 2-4.

Raducanu, yang masuk sebagai wildcard di turnamen ini, sebelumnya memulai musim dengan kemenangan meyakinkan atas Alexandrova dan Amanda Anisimova di Australian Open. 

Namun, langkahnya di Melbourne Park terhenti di babak ketiga setelah dihancurkan oleh Iga Swiatek. Sejak itu, ia belum lagi meraih kemenangan, dengan kekalahan dari Cristina Bucsa di Singapore Open, Marketa Vondrousova di Abu Dhabi Open, dan kini Alexandrova di Doha.

Mantan Pelatih Serena Williams Pertanyakan Mentalitas Raducanu

Tren negatif ini membuat mentalitas juara US Open 2021 itu dipertanyakan, termasuk oleh Rick Macci, mantan pelatih Serena Williams. Dalam cuitannya di platform X, Macci menyoroti bahwa perbedaan antara kemenangan dan kekalahan bagi Raducanu lebih bersifat psikologis dibanding teknis.

“Perbedaan antara menang, kalah, sukses, dan gagal itu sangat tipis. Dengan Emma, semuanya ada di antara kedua telinganya,” tulis Macci.

Pelatih berusia 70 tahun itu juga menilai bahwa Raducanu membutuhkan bimbingan dari seorang pelatih kelas dunia yang tidak hanya memahami strategi permainan, tetapi juga cara membangun kepercayaan diri.

“Pelatih kelas dunia tahu kapan harus berbicara, bagaimana mengatakannya, seberapa keras, dan bagaimana merasakan suasana pemain,” ujar Macci. 

“Namun yang paling penting, pesan tersebut harus disampaikan dengan keyakinan dan sikap positif untuk menumbuhkan keberanian,” lanjutnya.

Macci dikenal sebagai pelatih yang pernah menangani lima petenis yang mencapai peringkat satu dunia, termasuk Serena dan Venus Williams, Maria Sharapova, Jennifer Capriati, serta Andy Roddick. Ia juga sempat melatih para juara Grand Slam lain seperti Mary Pierce, Anastasia Myskina, dan Sofia Kenin.

Pada 2023, Macci sempat mengungkapkan ketertarikannya untuk melatih Raducanu. Namun, hingga kini belum ada kerja sama antara keduanya.

Dengan performa yang masih jauh dari konsistensi, Raducanu kini dihadapkan pada tantangan besar untuk mengembalikan performanya dan kembali bersaing di level tertinggi WTA. Apakah perubahan pelatih bisa menjadi solusi bagi petenis berusia 22 tahun ini? Hanya waktu yang bisa menjawab.