Menteri Kebudayaan, Fadli Zon membuka agenda peluncuran buku dan pameran filateli bertajuk Buitenzorg pada Sekeping Kartu Pos’ di Museum Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025).
“Buku Kartu Pos Buitenzorg berkisah tentang Bogor pada masa kolonial Hindia Belanda dengan menggunakan kartu pos sebagai mediumnya. Ada 179 kartu pos koleksi penulisnya yang termuat dalam buku setebal 166 halaman,” ujarnya.
Menurutnya, prangko dan kartu pos bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga medium penting dalam diplomasi budaya. Pameran ini bukan sekadar ajang untuk memamerkan koleksi kartu pos, tetapi juga merupakan jendela sejarah yang memperlihatkan wajah Bogor dari masa ke masa.
“Melalui gambar-gambar yang tertuang dalam kartu pos ini, kita dapat melihat perkembangan kota, keindahan alam, serta warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas Bogor. Sebuah perjalanan lorong waktu yang mengasyikkan,” jelasnya.
Lebih dari itu, lanjut Fadli, kartu pos-kartu pos tersebut telah menjelma menjadi artefak budaya yang mendokumentasikan perkembangan peradaban kota Bogor pada suatu masa, khususnya pada 1890-1930.
Kementerian Kebudayaan mendukung upaya pelestarian dan pemanfaatan prangko serta kartu pos sebagai bagian dari diplomasi budaya. Melalui penerbitan prangko bertema budaya, tokoh nasional, cagar budaya, serta seni tradisional, kita memperkenalkan warisan bangsa kepada dunia dalam bentuk yang unik dan berharga.
Demikian pula dengan kartu pos, yang tak hanya menjadi koleksi bernilai sejarah, tetapi juga sarana mempererat hubungan antarbangsa melalui filateli.
“Diplomasi budaya melalui prangko dan kartu pos dapat membangun narasi positif tentang Indonesia. Setiap gambar dan desain yang tercetak di dalamnya menceritakan kisah keberagaman dan kekayaan budaya kita. Kementerian Kebudayaan terus mendorong kolaborasi antara pemerintah, filatelis, seniman, serta komunitas pencinta sejarah untuk menjaga dan mempromosikan warisan ini,” ungkapnya, yang juga Ketua Umum Perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (PFI).
Peluncuran buku ini dikuti dengan pameran filateli yang menampilkan 10 koleksi benda-benda filateli dari anggota PFI se- Indonesia. Pameran berlangsung sejak 13-19 Maret 2025 di ruang utama Museum Balai Kirti.
Pameran terbuka untuk siswa dan umum, dimaksudkan untuk lebih mengenalkan aktivitas mengoleksi prangko dan benda filateli lainnya kepada generasi muda. Kegiatan mengoleksi prangko dan kartu pos saat ini sudah mulai jarang, padahal kegiatan demikian sangat positif bagi pembentukan karakter bangsa. Selama Pameran juga digelar workshop tentang filateli bagi para siswa.
“Melalui langkah ini, kita tak hanya melestarikan tradisi korespondensi dan dokumentasi sejarah, tetapi juga menguatkan posisi Indonesia dalam kancah budaya global. Mari bersama-sama menjadikan prangko dan kartu pos sebagai jembatan diplomasi budaya yang memperkenalkan keindahan Indonesia kepada dunia,” tandasnya.