News

Kecam Paludan Bakar Alquran, Warga Denmark: Dia Gila!

Warga Denmark ramai-ramai mengecam aksi politikus sayap kanan, Rasmus Paludan, yang membakar Alquran di depan sebuah masjid di komplek Kedutaan Besar Turki di Copenhagen pada Jumat (27/1/2023) pekan lalu.

Kecaman terdengar nyaring di kawasan ibu kota Denmark tersebut. Seorang ilmuwan di Copenhagen, Ane Andresem, mengatakan bahwa Paludan melakukan itu hanya untuk membuat orang kesal.

“Saya rasa yang dia lakukan tak masuk akal,” ujar Andresem kepada kantor berita Anadolu, Minggu (29/1/2023).

Andresem mengakui Paludan memang boleh melakukan apa pun atas nama kebebasan berbicara, tapi aksi itu tak tepat.

“Secara legal, dia bisa melakukan apa pun yang dia mau, mengatakan yang dia mau, tapi bukan berarti itu langkah yang benar,” tuturnya.

Ia kemudian berkata, “Alkitab juga bisa dibakar. Saya sendiri tidak peduli karena saya bukan Muslim, tapi saya bisa melihat umat Muslim frustrasi.”

Denmark memang mengizinkan aksi ini atas dalih kebebasan berekspresi. Dalam aksi tersebut, Paludan mendesak Turki agar merestui Swedia masuk NATO.

Seorang warga lainnya, Dorchemie Svain, juga mengakui kebebasan berpendapat di Denmark. Namun, ia tak mengerti alasan polisi dan negaranya menghabiskan waktu untuk Paludan.

“Dia gila. Jika aksinya memprovokasi orang lain, jangan lakukan. Mengapa kamu melakukan itu? Seharusnya tidak usah. Mengapa kamu melakukan itu jika membuat orang marah?” katanya.

Gelombang amarah juga tentunya menerjang warga Muslim di Copenhagen. Namun, Presiden Komunitas Muslim Denmark, Mohamed Nehme, bersyukur karena umat Islam di Copenhagen tak bereaksi buruk.

“Kami sakit, tapi untungnya kami tidak bereaksi. Kitab suci kami, Alquran, selalu di hati kami. Tak ada yang dapat merebutnya dari hati kami,” ucap Nehme.

Meski dihujani kritik, Paludan berjanji akan terus menggelar aksi bakar Alquran setiap Jumat hingga Turki merestui Swedia masuk NATO.

Untuk masuk NATO, Swedia membutuhkan persetujuan dari seluruh anggota blok pertahanan tersebut. Namun, Turki tak kunjung memberikan restu.

Dalam sejumlah perundingan, Turki meminta Swedia mengekstradisi sejumlah aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang kabur ke negara itu.

Reuters melaporkan bahwa permintaan itu merupakan syarat jika Swedia mau mendapatkan persetujuan Turki. Namun, Swedia menganggap permintaan itu berlebihan.

Para warga Swedia pun menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, sepekan sebelum Paludan membakar Alquran di Denmark.

Paludan juga hadir dalam demonstrasi di Stockholm itu. Di sana, ia juga memicu kontroversi karena membakar Al Quran.

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, juga mengecam aksi Paludan tersebut. Menurutnya, tindakan itu ‘sangat tidak hormat’.

Kecaman juga datang dari AS. Menurut mereka, aksi Paludan itu ‘menjijikkan’.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button