Merasa lelah terus-menerus mungkin mengindikasikan bahwa ada sesuatu dalam rutinitas yang tidak seimbang, seperti kebiasaan, tingkat stres, atau kesehatan secara keseluruhan. Keluhan umum ini juga bisa menjadi tanda kondisi medis yang mendasarinya, seperti penyakit ginjal kronis.
Dr. Nitin Kumar, Konsultan Nefrologi, Rumah Sakit Manipal, Patiala, India dalam artikelnya di Times of India mengungkapkan, kelelahan terus-menerus dan kesehatan ginjal saling terkait erat. Deteksi dan penanganan dini menjadi penting. Menangani akar penyebabnya tidak hanya mencegah komplikasi serius tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.
Apa itu Penyakit Ginjal Kronis?
Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah kondisi jangka panjang di mana ginjal secara bertahap kehilangan fungsinya. Filter ginjal bertugas membuang produk limbah dan cairan yang tidak diperlukan dari darah yang kemudian dikeluarkan melalui urin.
Produk limbah dan cairan mulai terkumpul ketika fungsi ginjal menurun, yang menyebabkan berbagai gejala dan sensasi di dalam tubuh, termasuk kelelahan.
Gejala Lain pada CKD
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, telapak kaki, atau tangan
- Perubahan pola buang air kecil, seperti peningkatan frekuensi atau urin berbusa
- Sesak napas
- Gatal terus-menerus
- Mual dan muntah
- Hipertensi
Mengapa CKD Menyebabkan Kelelahan?
Anemia: Ginjal memproduksi hormon yang disebut eritropoietin, atau EPO, yang memberi sinyal pada tubuh untuk membuat sel darah merah. Ketika fungsi ginjal menurun, kemampuannya untuk memproduksi hormon ini pun menurun, bersamaan dengan anemia yakni kondisi yang bermanifestasi sebagai kekurangan sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Seseorang dapat menjadi lelah dan lemah karena berkurangnya pengiriman oksigen ke jaringan.
Penumpukan Toksin: Gagal ginjal dapat menyebabkan produk sampingan metabolisme dan toksin menumpuk di dalam darah karena ginjal tidak mengeluarkannya. Hal ini memengaruhi hampir setiap sistem tubuh dan membuat seseorang sangat lelah dan sakit.
Ketidakseimbangan Elektrolit: Ginjal menyeimbangkan elektrolit tubuh, seperti natrium, kalium, dan kalsium. Ketidakseimbangan kadar elektrolit ini juga dapat menambah penyebab kelelahan.
Gangguan Tidur: Sebagian besar pasien CKD juga mengalami gangguan tidur seperti kaki gelisah dan apnea obstruktif, yang menyebabkan kelelahan lebih parah.
Diagnosis dan Penatalaksanaan CKD
Diagnosis CKD sering kali dapat dilakukan melalui tes darah dan urine. Tes ini, bersama dengan tes pencitraan yang memungkinkan dokter melihat struktur ginjal, dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa baik ginjal bekerja. Semakin dini diagnosis CKD, semakin baik kondisi tersebut dapat ditangani, sehingga mencegah perkembangan penyakit ke stadium lanjut.
Penanganannya dapat meliputi:
- Intervensi diet: rendahnya garam, kalium, dan protein dalam makanan akan mengurangi beban kerja ginjal.
- Obat-obatan: Untuk menjaga tekanan darah, diuretik diberikan untuk memperbaiki anemia.
- Perubahan gaya hidup: berhenti merokok, tingkatkan jumlah olahraga, dan capai berat badan sehat untuk meningkatkan kesehatan dan memperlambat perkembangan CKD.
Jika Anda mengalami kelelahan terus-menerus, sebaiknya jangan abaikan dan segera konsultasikan ke dokter. Jika tidak diobati, CKD dapat berkembang hingga memerlukan transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal melibatkan pembedahan dengan menempatkan ginjal sehat dari donor ke pasien yang ginjalnya telah gagal, sehingga memberikan kesempatan untuk hidup bebas dialisis dan meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.